SEMARANG – Realisasi fisik untuk pembangunan ruas tol Ungaran-Bawen sampai saat ini diketahui meleset dari rencana awal.Dari yang semula ditargetkan bisa terealisasi 29,17%, saat ini baru menyelesaikan 27,18 %.
Hal ini disebabkan masih adanya proses ganti rugi lahan yang belum selesai. ”Pengadaan tanah belum selesai 100%, tapi baru mencapai 93,79%.Sedangkan dari 69 bidang tanah di Lemahireng, tiga bidang tanah di Derekan belum terbebaskan,” ungkap Gubernur Jateng Bibit Waluyo dalam sidang paripurna di gedung DPRD Jateng, kemarin. Lahan yang belum terbebaskan saat ini mencapai 8,28 hektare atau 6,21%.Pihaknya berharap, pengadaan tanah bisa rampung pada akhir 2011. Sejauh ini,untuk tol Semarang- Solo baru sebatas penataan batas ruang milik jalan dan proses pengadaan tanah.
”Kami harapkan dapat selesai akhir 2014,”katanya. Disisilain,Bibitmemastikan jika Jembatan Penggaron di tol ruas Semarang-Ungaran saat ini sudah aman dilewati.Sebab, pada Agustus 2011 lalu telah diperkuat dengan borepile. Terpisah,Wakil Ketua Komisi D DPRD Jateng Sasmito berharap, pembangunan jalan tol ruas Ungaran-Bawen harus difokuskan pada pengerjaan konstruksi di Jembatan Lemahireng. Saat ini belum semua lahan yang akan dibangun jembatan tersebut terbebaskan, sehingga belum bisa dikerjakan seluruhnya.
”Kalau memang masyarakat belum bersedia melepaskan lahannya, maka secepatnya akan dikonsinyasi saja.Karena tidak mungkin, tim pembebasan tanah (TPT) ini membayar ganti rugi di atas harga yang telah ditetapkan oleh tim appraisal, karena akan terjadi penyimpangan,”katanya. Jika melihat kondisi geografis di kawasan Lemahireng, sebenarnya pembangunan tol bisa lebih dipercepat. Sebab, kondisinya sangat berbeda jika dibandingkan dengan seksi I Semarang-Ungaran,yang lebih banyak melewati permukiman.
”Kalau di Lemahireng ini kan tanah yang tidak terlalu produktif, karena di atasnya terdapat tanah hitam (lempung),” tuturnya.
Sumber : sindo
Share this
