JALUR PEKALONGAN-BATANG-KENDAL-SEMARANG - Turunan-Tikungan Alas Roban Belum Nyaman

15:42
 
Jalur pantura Pekalongan- Semarang sepanjang 100 km termasuk ruas lelah. Pengemudi dari Jakarta biasanya terjebak kelelahan saat melintas di Alas Roban, Batang.Padahal ruas ini merupakan jalur tengkorak yang rawan terjadi kecelakaan.

Memasuki jalur pantura Kota Pekalongan,kondisi jalan cukup bagus.Memasuki arah kota,kendaraan tidak bisa berjalan cepat karena arus lalu lintas cukup padat. Kemacetan yang sering terjadi biasanya terjadi di dekat perlintasan kereta api Jalan KH Mas Mansyur.Jika dalam kota mengalami kemacetan, arus lalu lintas bisa lewat Jalan Hayam Wuruk hingga masuk wilayah Kabupaten Batang.Jalur alternatif sepanjang 7 km ini cukup nyaman dilewati.

Kemacetan biasanya terjadi pada pagi dan sore. Ribuan pekerja pabrik memenuhi seluruh areal jalan. Para pekerja sebagian besar memakai sepeda onthel saat berangkat ke pabrik. Nah,jalur paling menantang di kawasan pantura justru saat memasuki wilayah Kabupaten Batang.Jalur sepanjang 50 km merupakan jalur tengkorak di jalur pantura. Memasuki Kota Batang, kondisi jalan relatif lebih bagus.

Kemacetan hanya terjadi di depan Pasar Batang. Jalur sepanjang 100 meter bakal diberi barikade untuk mencegah kemacetan. Kondisi membahayakan sudah mulai di depan mata saat melintas di jalan raya Kecamatan Tulis.Jalan raya yang mulus menyebabkan pengguna jalan menambah injakan gas.Padahal di jalur ini,banyak terdapat tikungan dan turunan tajam seperti di Jrakah Payung.Lepas dari Tulis,mamasuki Kecamatan Subah karakteristik jalan raya mulai terlihat.

Di kanan kiri jalan banyak terdapat hutan jati.Suasana yang sejuk dan jalan mulus membuat pengguna jalan terlena untuk menambah kecepatan. Padahal,lokasinya merupakan titik capek pengguna jalan. Jika lelah,pengguna jalan bisa istirahat di gubuk-gubuk pinggir jalan menyediakan aneka makanan dan spesial minuman degan.Sambil menikmati es degan, pengunjung bisa melemaskan otot sebelum melanjutkan perjalanan.

Tapi jangan berpuas dulu usai meninggalkan Kecamatan Subah.Ke arah timur,jalur Alas Roban sudah menghadang.Jalur yang menjadi ujian sebenarnya bagi para pengguna di kawasan pantura.Di jalur ini ada tiga jalur yang bisa dilewati, yakni Jalan Poncowati (jalur lama),jalur lingkar selatan, dan jalur utara.Jalur lama biasanya banyak dilewati truk gandeng dan bus.Jalur selatan juga dilewati truk besar,sedangkan jalur utara kendaraan pribadi dan roda dua.

Dari tiga jalur itu,kondisi jalur lingkar selatan paling parah mengalami kerusakan. Jalur sepanjang 7 km banyak yang sudah ambles.Padahal jalan tersebut baru dibeton dua tahun terakhir.Selain itu pada malam hari jalur tersebut gelap gulita pada malam hari karena banyak lampu yang mati atau hilang dicuri orang. Kecewa dengan kerusakan jalan yang tak kunjung diperbaiki, warga setempat terpaksa menguruk dengan tanah kemarin.

Secara sukarela,warga Desa Plelen,Kecamatan Gringsing menambal jalan yang rusak dengan tanah yang diambil dari sekitar jalan raya.”Di lokasi ini sering terjadi kecelakaan jadi kami harus punya inisiatif sendiri untuk menambal jalan yang berlubang,”ujar Johny,warga setempat. Jalur lingkar selatan termasuk rawan kecelakaan.Sebab di jalur ini banyak terdapat turunan dan tikungan tajam.

Di kiri kanan jalan,terdapat hutan jati berusia ratusan tahun.Karena terbuat dari beton, banyak kendaraan yang tidak mampu melakukan pengereman dengan baik. Akibatnya,kendaraan terjun bebas ke kiri atau kanan jalan. Petugas pelaksana pembangunan jalan pantura Kabupaten Batang-Pekalongan Rozi mengaku jalur pantura sudah siap untuk dilintasi pemudik. Namun beberapa perbaikan masih dikerjakan,terutama pembetonan di jalur lingkar selatan.

ihaknya akan terus memantau agar pembetonan yang masih dilakukan bisa rampung sebelum Lebaran.”Jika pelaksana kontraktor pembangunan jalur beton tidak rampung sesuai kontrak,maka akan diberi sanksi,”ujar Rozi. Bagaimana dengan jalur di Kabupaten Kendal.Jalur sepanjang 40 km relatif cukup bagus.Perbaikan di jalur pantura sudah hampir rampung. Perbaikan di Brangsong sudah rampung separuh dan akan dilanjutkan usai Lebaran.Hanya perbaikan di jalur alternatif Kendal-Patebon belum rampung.

Bahkan pembangunan jembatan di Desa Purwokerto, Kecamatan Patebon baru dipasang besi untuk dicor. Secara umum,memasuki jalur Kendal dimulai lewat jalur arteri Weleri.Jalur sepanjang 7 km ini rawan kecelakaan.Dari arah barat,pengguna jalan mengendarai kendaraan dengan kecepatan tinggi.Namun saat tiba di tikungan Tratemulyo,kewaspadaan tinggi harus dijaga.

Sebab banyak kendaraan yang keluar jalur karena tidak menyadari ada tikungan tajam. Jalur lain yang perlu diwaspadai adalah kemacetan panjang di depan Pasar Cepiring. Kemacetan ini disebabkan banyaknya pengunjung pasar tumpah.Untuk mencegah kemacetan,kelak jalur sepanjang 125 meter akan diberi barikade.

Kemacetan lain yang menghadang ada di depan Pasar Kendal dan Pasar Pagi Kaliwungu serta dekat jembatan Kali Bendo,Kaliwungu. Perbaikan jembatan baru rampung separuh,tapi sudah bisa dilewati kendaraan dari dua arah.Jika Kaliwungu macet, pengguna jalan bisa lewat jalur arteri sepanjang 9 km.

Kepala Dinas Perhubungan Subarso mengaku kondisi jalan di pantura secara umum cukup bagus.Agar pemudik lebih nyaman berkendara,pihaknya akan memasang tambahan rambu- rambu lalu lintas.Beberapa rambu-rambu juga akan dipasang di jalur alternatif.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »