Sopir dan Kernet Bus Cabuli Penumpang

13:28
korban_cabul.jpg


YOGYA
- Seorang penumpang perempuan bus antar kota antar provinsi (AKAP), asal Brebes, TN, menjadi korban pelecehan saat perjalanan dari rumahnya menuju Yogyakarta.

Diduga pelakunya merupakan sopir atau awak bus yang ditumpanginya itu. Merasa diperlakukan secara amoral, korban lantas melapor ke Mapolresta Yogyakarta. Kini kasus tersebut masih dalam penanganan Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA).

Informasi dihimpun di Mapolresta, Senin (27/8/2012) menyebutkan, musibah dialami penumpang itu terjadi pada Jumat (24/8/2012) sekitar pukul 23.30. Saat itu dia berangkat dari Brebes pukul 21.30 menggunakan bus Citra Adi Lancar. Karena sudah kemalaman, akhirnya tidak bisa turun di tempat tujuan Yogyakarta untuk kemudian menuju kos di daerah Timoho.

Korban pun terpaksa turut serta bus tersebut hingga garasi terakhir di Jl Wonosari. Sampai digarasi, korban meminta pertolongan pihak bus untuk mengantarkannya ke tujuan.

Dia pun diantar terduga pelaku yang menurut laporannya di Mapolresta bernama Bajang. Menggunakan mobil pribadi, akhirnya berangkat ditemani seorang sopir. Korban dan terduga pelaku pun duduk di kursi depan mobil itu.

Namun di tengah perjalanan, nampaknya muncul niat jahat dari awak bus yang mengantarnya dengan mobil pribadi itu. Dia tidak langsung diantar sampai kos, namun diputar-putarkan lebih dulu di sekitar kota.

Hingga akhirnya sampai di Jl Timoho Yogyakarta, tepatnya di depan panti asuhan Bala Keselamatan, pelaku justru meminta sopir menghentikan mobilnya. Dia lalu berusaha mencium penumpang yang diantarnya. Korban pun melakukan perlawanan dengan berusaha menolak.

Upaya itu tidak berhenti. Pelaku justru duduk di depan korban dan kembali beraksi. Korban kembali melawan. Beruntung saat itu tidak terlanjur mengalami nasib lebih buruk. Akhirnya korban dari Bulukumba Brebes itu diantar sampai kos. Keesokan harinya korban melapor ke polisi.

Kejahatan yang dialami korban pelecehan itu memang bukan di dalam bus angkutan. Namun, terduga pelaku merupakan awak bus yang semula ditumpanginya. Lagi pula korban masih dalam perjalanan untuk pulang ke huniannya. Polisi pun mulai mewaspadai kejahatan angkutan. 
 
Sepanjang lebaran, setidaknya ada 15 laporan korban tangan jahil di bus di Terminal Giwangan. Mereka memang tidak mengalami nasib sama seperti korban pelecehan, namun kehilangan beberapa barang berharganya ketika di dalam bus saat perjalanan mudik atau arus balik. Laporan mereka pun diterima pospam di terminal Giwangan.

Kapospam Terminal Giwangan, Kepala Pospam, AKP Waris Sujarwo, mengatakan kebanyakan korban kehilangan di dalam bus saat perjalanan. Mereka baru bisa melapor saat bus sampai di terminal Giwangan. Sejauh ini menurutnya pantauan keamanan baru bisa dilakukan di luar bus, terutama di perhentiannya seperti terminal.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »