Aceh - Belasan kilometer jalan provinsi yang menghubungkan Subulussalam menuju Kecamatan Runding, kondisinya “keriting” sehingga sulit dilintasi, hampir tiga tahun terakhir.
Lalu kerusakan jalan telah terjadi sejak dari turunan depan Puskesmas Simpang Kiri hingga Tanjakan Sikalondang di mana sepanjang hampir 800 meter kondisi kiri kanan badan jalan berlubang dengan bentuk saluran akibat tergerus air hujan.
Lubang menganga itu berkedalaman satu meter lebih sehingga membuat kendaraan yang lewat harus ekstra hati-hati karena bisa saja menimbulkan kecelakaan lalulintas.
Selain di sekitar turunan menuju Desa Sikalondang, sejumlah lubang juga menghiasi badan jalan provinsi hingga ke Desa Kampung Badar dan Teladan Baru. Padahal, jalan Subulussalam-Runding yang sangat vital bagi masyarakat Kota Subulussalam.
Sejumlah warga mengaku akibat buruknya sarana jalan tersebut telah banyak mencelakakan pengendara khususnya pengendara motor terutama musim penghujan dan malam hari. “Kondisi seperti ini rawan kecelakaan, apalagi bagi pengendara yang tidak paham medan jalan,” kata Sudirman, salah seorang pengendara.
Kondisi serupa juga terjadi pada ruas Jalan Buluh Dori-Longkib tepatnya sekitar Pelayangan hingga jembatan. Di sana, sepanjang jalan mengalami kerusakan parah.
Pantauan Serambi memang ada terdapat perbaikan pada bahu jalan dengan cara menambal menggunakan semen namun tampaknya kurang maksimal mengingat di lokasi itu merupakan lintasan truk-truk berkapasitas besar seperti tangki pengangkut crude palm oil/CPO dan truk angkutan sawit.
Bukan itu saja, jalur Buluh Dori Longkib juga kerap dilitasi truk trado yang mengangkut alat berat milik perusahaan. Bahkan satu jembatan di Desa Sikerabang sepanjang sebelas meter ambruk akibat dilindas alat berat milik sebuah perkebunan hingga kini belum diperbaiki. “Jembatan itu hancur akibat dilindas alat berat, tapi perusahaan tidak bertanggungjawab,” kata Supri, seorang warga Longkib.
Lubang menganga itu berkedalaman satu meter lebih sehingga membuat kendaraan yang lewat harus ekstra hati-hati karena bisa saja menimbulkan kecelakaan lalulintas.
Selain di sekitar turunan menuju Desa Sikalondang, sejumlah lubang juga menghiasi badan jalan provinsi hingga ke Desa Kampung Badar dan Teladan Baru. Padahal, jalan Subulussalam-Runding yang sangat vital bagi masyarakat Kota Subulussalam.
Sejumlah warga mengaku akibat buruknya sarana jalan tersebut telah banyak mencelakakan pengendara khususnya pengendara motor terutama musim penghujan dan malam hari. “Kondisi seperti ini rawan kecelakaan, apalagi bagi pengendara yang tidak paham medan jalan,” kata Sudirman, salah seorang pengendara.
Kondisi serupa juga terjadi pada ruas Jalan Buluh Dori-Longkib tepatnya sekitar Pelayangan hingga jembatan. Di sana, sepanjang jalan mengalami kerusakan parah.
Pantauan Serambi memang ada terdapat perbaikan pada bahu jalan dengan cara menambal menggunakan semen namun tampaknya kurang maksimal mengingat di lokasi itu merupakan lintasan truk-truk berkapasitas besar seperti tangki pengangkut crude palm oil/CPO dan truk angkutan sawit.
Bukan itu saja, jalur Buluh Dori Longkib juga kerap dilitasi truk trado yang mengangkut alat berat milik perusahaan. Bahkan satu jembatan di Desa Sikerabang sepanjang sebelas meter ambruk akibat dilindas alat berat milik sebuah perkebunan hingga kini belum diperbaiki. “Jembatan itu hancur akibat dilindas alat berat, tapi perusahaan tidak bertanggungjawab,” kata Supri, seorang warga Longkib.
Sumber: Serambi