TEGAL - Proses pembangunan Jembatan Langon yang menghubungkan wilayah
Kota dan Kabupaten Tegal, yang sempat terhenti beberapa bulan terakhir
kini kembali dilanjutkan. Bahkan, untuk pembangunan pelebaran jalan di
sekitar jembatan telah dilaksanakan Pemkot Tegal sejak bulan Juni 2012.
Kepala DPU Kota Tegal, Ir Gito Mursriyono, mengatakan,
untuk kelanjutan pembangunan jembatan tersebut pihaknya pada tahun 2012
mengalokasikan anggaran sebesar Rp 900 juta. Saat proses lelang ternyata
dimenangkan oleh CV Cempedak Jaya dengan nilai Rp 860 juta. “Untuk
pekerjaan fisik telah dimulai sejak Juni dan ditargetkan selesai
November 2012. Sehingga dipastikan pada saat Lebaran pembangunan belum
selesai seluruhnya,” ujarnya.
Menurut dia, anggaran sekitar Rp 860 juta tersebut antara lain
digunakan untuk pengurukan dan pembangunan tanggul beton di sekitar
jembatan. Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan DPU Kabupaten Tegal.
Sebab, dari Kabupaten Tegal sesuai informasi untuk pembangunan jalan
tersebut juga menyiapkan anggaran untuk kelanjutan pembangunan.
“Pelaksanaan pembangunan harus dilakukan bersama-sama dengan Pemkab
Tegal agar Jembatan Langon bisa segera digunakan untuk akses jalan
masyarakat.”
Dijelaskan, koordinasi dengan DPU Kabupaten Tegal dimaksudkan agar
bentuk pembangunan jalan bisa sama karena untuk sebelah barat jembatan,
pembangunan jalannya menjadi kewajiban Pemkot Tegal. Sedangkan sebelah
timur jembatan menjadi wewenang Pemkab Tegal. (H17-48)
Urai Kemacetan, Polisi Datang Lebih Pagi
BATANG - Mengantisipasi rawan macet di Pasar Batang, Polres sudah
menyiapkan langkah-langkag antisipatif. Di antaranya penempatan anggota
lebih pagi sebelum kedatangan pedagang.
‘’Anggota nantinya akan datang ke pasar pagi-pagian atau sekitar
pukul 04.00 supaya lalu lintas lancar. Sekaligus menjaga jangan sampai
ada pedagang jualan di tepi jalan,’’ ujar Kapolres AKBP Tony Harsono.
Persiapan lainnya, penutupan jalan dengan menggunakan barikade. Hal itu
dilakukan agar kedatangan arus mudik dari arah barat bisa mengalir ke
timur meski padat merayap namun tetap lancar.
Kasatlantas AKP Sumiarta menambahkan, langkah lainnnya adalah
pengaturan bagi penyeberang jalan di depan pasar. Mereka nantinya akan
dikumpulkan dalam jumlah yang banyak, termasuk yang diseberang pasar.
‘’Tidak diperkenankan menyeberang jalan sendirian atau seenaknya. Nanti
akan dibatasi dengan tambang besar. Saat warga akan menyeberang arus
lalu lintas ditutup sementara. Baru yang masyarakat yang sudah
berbelanja yang ada di utara maupun yang akan membeli keperluan memasak
di selatan disebebarangkan secara serentak,’’ tandasnya.
Alternatif lain, saat arus di jalur pantura padat akan diantisipasi
dengan pengalihan arus lalulintas melalui jalur alternatif. Adapun
kendaraan yang datang dari arah barat sesampainya dialihkan ke kiri
masuk Jl Letjen Suparman depan Stadion M Sarengat-Jl Majen Sutoyo-Jl Yos
Sudarso-belok kanan lewat Jembatan Seturi-Jl Pantai Sigandu ke kanan Jl
Sultan Agung kembali jalur pantura Sambong.(ar-90)
”Dadi Lurah Aja Udat-udut...’’
MENJELANG akhir masa jabatannya Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo
kemarin mengadakan silaturahmi dengan para kepala desa, lurah, kepala
dinas, dan pejabat di lingkungan Pemkab Pekalongan.
Dalam kegiatan yang dilaksanakan di Pendapa Rumah Dinas Bupati, itu
Bibit minta agar para kades dan lurah bekerja serius memperhatikan
rakyatnya. ‘’Dadi lurah kudu etang-eteng, ojo udad-udud (Menjadi lurah
harus rajin jangan hanya merokok/bermalasan),’’ ujarnya.
Jika lurah atau kadesnya rajin bekerja, Bibit yakin masyarakat akan
sejahtera dan berbagai potensi desa bisa dikembangkan. Namun jika
lurahnya tak mau kerja ya rakyatnya akan sengsara.
‘’Kalau tidak mampu ya segera bikin surat pernyataan (pengunduran diri-red),’’ tandasnya.
Kunci dari keberhasilan pemerintahan kata dia, adalah loyalitas dari
mulai kepala desa, bupati/wali kota, gubernur hinga presiden, hal itu
sudah jalan namun belum begitu baik. Dia mencontohkan dengan tindakan
bupati dan wali kota yang sering tidak hadir saat diundang rapat oleh
gubernur. Banyak yang diwakilkan oleh wakilnya dan akhirnya diminta
pulang.
‘’Saat bupati dan wali kota saya undang rapat adalah untuk membahas
masalah rakyat yang penting dan seharusnya tidak diwakilkan.’’ Dia
mengaku tak peduli dikirik karena dirinya tidak bekerja untuk partai
tapi untuk rakyat. ‘’Aku ora nduwe partai, ora partai-partaian, aku
purnawirawan TNI mimpin Jawa Tengah,’’ tegasnya.
Proses pemerintahan harus disengkuyung bersama sehingga loyalitas
mutlak diperlukan dalam berbangsa dan bernegara. Terkait pemilihan
gubernur mendatang, Bibit mengaku belum memikirkan dan ikhlas saja.
‘’Aku ikhlas ae ora kepikiran nang batuk (Saya ikhlas saja tidak
terpikir.’’
Hingga mendekati 2013 dia mengaku harus menerima ‘’hantaman’’ kritik
dari kanan dan kiri. Padahal gaji Gubernur hanya Rp 8.400.000. ‘’Ora ono
sepiro-pirone karo Bapak yang terhormat itu,’’ ujarnya sambil menunjuk
anggota DPRD yang ada di depannya diselingi tawa hadirin.