Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta, Ery Basworo mengatakankan pengerjaan pierhead ini sudah dilakukan sejak satu bulan silam.
"Dari lima paket yang ada, empat paket harus dilakukan pemasangan pierhead sedangkan satu paket lainnya tidak, pasalnya satu paket di lapangan Mabak Blok M akan dibuat underpass," kata Ery Basworo di Jakarta, Rabu, 7 September 2011.
Menurut Ery, pengerjaan pierhead akan dilakukan pada paket Pasar Cipete, Cipete Utara, Taman Brawijaya, dan paket Prapanca. Masing-masing paket akan dibangun sebanyak 18-19 pierhead. "Pada paket Prapanca sudah mencapai sembilan pierhead," terangnya.
Ery menambahkan, saat ini gelagar tengah dicetak di lima pabrik, yakni Wika Beton, Adi Precast, JHS, Jaya Beton Precast, dan PT Yasa. Banyaknya gelagar yang dipasang bervariasi sesuai dengan jarak bentangan antara tiang. Tiap bentangan berjarak antara 35-45 meter. Diperkirakan, setiap bentangan memerlukan 15-18 gelagar.
"Gelagar sedang dicetak di pabrik. Sedangkan, bentangan gelagar pada jalan layang Tanah Abang-Kampung Melayu bisa mencapai hingga 100 meter," ungkapnya.
Wakil Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) DKI Jakarta, Novizal mengaku saat ini pengerjaan dua proyek sudah sesuai rencana, bahkan lebih cepat dari jadwal.
"Jalan layang non tol ruas Antasari-Blok M sudah mencapai 32%, sedangkan untuk ruas Tanah Abang–Kampung Melayu sudah berjalan 25%. Melihat dari kelancaran pengerjaan di lapangan, kami optimis dapat mencapai 70-80% hingga akhir 2011 mendatang," kata Novizal.
Dibandingkan dengan progres pada pengerjaan pada bagian bawah, menurut Novizal, tahap pengerjaan bagian atas ini tergantung pada umur beton. Seperti proses pengerjaan beton penampang yang harus menunggu prosesnya di pabrik.
Novizal menjelaskan proses pengerjaan Jalan layang rute Antasari-Blok M yang memiliki panjang 4,8 kilometer dengan lebar 17 meter lebih cepat dibandingkan ruas Tanah Abang–Kampung Melayu. Pasalnya hambatan dan kendala di pembangunan dua jalur Antasari-Blok M dengan ketinggian 10 meter dari jalan eksisting lebih sedikit.
Sedangkan untuk pengerjaan ruas Tanah Abang – Kampung Melayu banyak sekali utilitas seperti pipa air baku, fiber optic, hingga kabel PLN maupun telpon. "Di Jalan Layang Kampung Melayu-Tanah Abang kendalanya lebih banyak. Salah satunya yakni adanya pipa air baku di sepanjang Jalan Casablanca," imbuhnya.
Jalan layang non tol Antasari- Blok M memiliki panjang 4.846 meter dengan dua jalur selebar 17,5 meter, di bagi dalam lima paket pengerjaan proyek. Biaya pembangunan fisik kedua ruas Jalan Layang ini didanai dengan sistem proyek multiyears yang menghabiskan dana Rp 1,28 triliun.
Ruas di rute selatan masuk dari Jalan Pangeran Antasari menuju Brawijaya, Prapanca turun ke Wijaya I dekat kantor Walikota Jakarta Selatan. Sedangkan rute utara masuk dari Lapangan Mabak Blok M, menuju Jalan Iskandarsyah, Prapanca, Brawijaya dan turun di Jalan Pangeran Antasari.
Sementara jalan layang non tol ruas Kampung Melayu-Tanah Abang memiliki panjang 2,3 kilometer. Jalan layang ini juga berada 12 meter di atas tanah bahkan mencapai 20 meter untuk bagian tertentu.