Akibatnya, jalur utama selatan Jawa ini menjadi sangat padat. Kemacetan seolah tiada henti sepanjang siang-sore-malam-hingga dini hari-sampai pagi ini. Yogyakarta-Gombong yang biasanya bisa ditempuh dalam waktu 3-4 jam, pada arus balik ini harus ditempuh dalam waktu 9 jam atau lebih.
Sumber kemacetan utama jalur selatan ini adalah sempitnya badan jalan dan adanya beberapa ruas jalan yang bersimpangan dengan rel kereta api. Dari Kutoarjo hingga Kebumen lanjut Karanganyar-Gombong ini, ruas badan jalan hanya dua lajur. Di jalur yang sempit itu juga terdapat beberapa persimpangan rel kereta seperti di Karanganyar dan Sumpyuh.
Seperti biasa, kondisi jalan di persimpangan rel kereta api kendaraan harus berjalan pelan-pelan. Dalam kondisi macet, sopir-sopir bus biasanya tidak sabar, dan menyerobot di antara antrean. Akibatnya, kendaraan dari arah berlawanan tidak bisa lewat sehingga kemacetan makin panjang.
Khusus untuk rel kereta api Karanganyar, letaknya sangat dekat dengan rumah makan yang cukup besar sehingga kendaraan yang masuk-keluar restoran harus memotong antrean dan menambah kemacetan.
Sebagai himbauan bagi pemudik yang siang ini meninggalkan Yogyakarta menuju Bandung sebaiknya menggunakan jalur selatan-selatan yang oleh warga setempat biasa disebut Jalan Daendels.
Dari Yogyakarta, para pemudik bisa lewat Bantul terus ke barat lewat Brosot, terus belok ke selatan, lalu menyusur pantai, terus ke barat sampai ke Adipala, belok kanan untuk keluar selepas Gombong. Jika Gombong ke Buntu masih macet, maka Anda bisa lanjut ke barat sampai ke Kroya, lalu belok kanan ke Buntu, lanjut Wangon atau Purwokerto.
Hanya, jalur ini sangat sempit dan banyak persimpangan ke arah obyek wisata pantai. Oleh karena itu, jalur tersebut tetap berpotensi macet, meskipun tidak akan separah jalur utama.