Selain marak terjadi aksi kriminalitas, angkot juga kerap dituding menjadi penyumbang besar kemacetan di Jakarta. Karena itu, wacana penghapusan angkot pun menjadi kontroversi di kalangan masyarakat.
“Angkot sebaiknya dihapus saja dan sudah saatnya beralih ke transportasi massal seperti subway, monorail dan sejenisnya. Selain dapat mengurai angka kemacetan, angkot juga sudah tidak zaman di kota-kota besar di dunia,” kata seorang warga Jakarta, Rahmatullah, Jumat (16/9/2011).
“Jangan semuanya dihapus, tapi beberapa trayek saja. Masyarakat pinggiran Jakarta masih membutuhkan jasa angkot karena tak punya sarana lain seperti KRL atau Bus Transjakarta,” tandas pegawai swasta ini.
Menyikapi kontroversi tersebut, pengamat tata kota Yayat Supriatna mengatakan, wacana penghapusan angkot harus dikaji lebih dalam. Jangan sampai wacana tersebut menimbulkan masalah baru. Karena itu, pemerintah diminta cermat dalam mengambil keputusan dan jangan menunggu banyak korban baru bersikap.
“Kalau sekarang angkot dihapus jelas akan menimbulkan masalah baru. Nanti Jakarta bisa jadi lautan ojek. Sebaiknya pemerintah siapkan dulu sarana lainnya baru bertindak. Berkaca pada sejarah, becak baru bisa dihapus setelah ada bajaj,” kata Yayat.
Dia juga menyarankan kepada pemerintah untuk lebih memperhatikan keamanan dan kenyamanan warga yang menggunakan transportasi massal. Salah satunya, pemerintah diharapkan menyediakan angkutan khusus malam hari yang didalamnya ada petugas keamanan.
“Kepercayaan warga kepada angkot semakin rendah karena memang tanggung jawabnya rendah. Agar bisa menghilangkan aksi kriminal di angkot, sebaiknya pemerintah menyiapkan sarana khusus untuk malam hari,” pungkasnya.