Jakarta-Kemacetan. Kata yang sudah akrab di telinga warga Jakarta hingga saat ini masih belum menemukan solusi pasti. Sejumlah rambu dan pengatur lau lintas pun seolah tak mampu mengurai kemacetan Ibukota.
Hal tersebut ternyata menarik perhatian bagi tim peneliti dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia untuk merancang sebuah solusi Sistem Pengaturan Lalu Lintas Cerdas dan Adaptif.
Petrus Mursanto, salah satu tim peneliti mengungkapkan, alat tersebut disesuaikan dengan tingkat kepadatan lalu lintas di sebuah tempat.
“Jika posisi sangat padat, maka lampu lalu lintas bisa disesuaikan. Sebab, meski saat ini lampu lalu lintas sudah diatur sesuai kebutuhan, namun tidak terkoordinasi dengan lampu lalu lintas di persimpangan lainnya. Sehingga, malah berpotensi menimbulkan kemacetan yang lebih kompleks. Untuk itu, sistem yang ditawarkan ini mengkoordinasikan lampu lalu lintas antara persimpangan yang satu dengan yang lainnya di satu area,” tambah Petrus usai temu finalis "Kompetisi Do Network Lenovo" di Jakarta kemarin.
Untuk implementasi sistem ini, sebelumnya kepadatan lalu lintas harus diidentifikasi melalui streaming CCTV yang sudah ada di persimpangan, kemudian melihat kecepatan laju kendaraan. Metode olah data ini menggunakan Distributed Constraint Satisfaction Problem (DCSP).
Aplikasi sistem ini dengan menggunakan Principal Componant Analysis (PCA), Viola Jones Algoritma, dan Kalman Filter, untuk menghitung jumlah kendaran di jalanan dan dapat memahami kondisi jalan secara real time.
"Untuk pengendalian lampu lalu lintas menggunakan algoritma," ujar Petrus.
Petrus mengaku pihaknya sudah tiga tahun ini meriset kemacetan di kota besar seperti Jakarta. Bahkan, sekarang ide ini sudah sampai pada naskah akademik dan siap dipublikasikan. Ide ini juga sudah dipresentasikan kepada Jasa Marga maupun Korlantas.
"Ini memang arahnya tidak komersial, kami ingin berkontribusi terhadap masalah aktual," kata Petrus. Timnya merupakan salah satu finalis dari 706 proyek yang masuk dalam kompetisi "Inovasi Do Network Lenovo" itu. (rul)
Hal tersebut ternyata menarik perhatian bagi tim peneliti dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia untuk merancang sebuah solusi Sistem Pengaturan Lalu Lintas Cerdas dan Adaptif.
Petrus Mursanto, salah satu tim peneliti mengungkapkan, alat tersebut disesuaikan dengan tingkat kepadatan lalu lintas di sebuah tempat.
“Jika posisi sangat padat, maka lampu lalu lintas bisa disesuaikan. Sebab, meski saat ini lampu lalu lintas sudah diatur sesuai kebutuhan, namun tidak terkoordinasi dengan lampu lalu lintas di persimpangan lainnya. Sehingga, malah berpotensi menimbulkan kemacetan yang lebih kompleks. Untuk itu, sistem yang ditawarkan ini mengkoordinasikan lampu lalu lintas antara persimpangan yang satu dengan yang lainnya di satu area,” tambah Petrus usai temu finalis "Kompetisi Do Network Lenovo" di Jakarta kemarin.
Untuk implementasi sistem ini, sebelumnya kepadatan lalu lintas harus diidentifikasi melalui streaming CCTV yang sudah ada di persimpangan, kemudian melihat kecepatan laju kendaraan. Metode olah data ini menggunakan Distributed Constraint Satisfaction Problem (DCSP).
Aplikasi sistem ini dengan menggunakan Principal Componant Analysis (PCA), Viola Jones Algoritma, dan Kalman Filter, untuk menghitung jumlah kendaran di jalanan dan dapat memahami kondisi jalan secara real time.
"Untuk pengendalian lampu lalu lintas menggunakan algoritma," ujar Petrus.
Petrus mengaku pihaknya sudah tiga tahun ini meriset kemacetan di kota besar seperti Jakarta. Bahkan, sekarang ide ini sudah sampai pada naskah akademik dan siap dipublikasikan. Ide ini juga sudah dipresentasikan kepada Jasa Marga maupun Korlantas.
"Ini memang arahnya tidak komersial, kami ingin berkontribusi terhadap masalah aktual," kata Petrus. Timnya merupakan salah satu finalis dari 706 proyek yang masuk dalam kompetisi "Inovasi Do Network Lenovo" itu. (rul)