Selanjutnya di bagian pertengahan jalan pada kilometer kedua para pengendara akan dimanjakan dengan jalan aspal mulus sepanjang 200 m. Sirkuit mulus tersebut memiliki sebuah tikungan yang tidak terlalu tajam. Beberapa bangunan warung di pinggir bagian jalan tersebut juga bebas dari debu dan bahaya pecahan batu jalan.
Level ketiga alias level off road dapat kita jumpai dari ujung jalan aspal sampai tembus Jl Budi Utomo. Pada kilometer terakhir ini kerusakan jalan sudah sangat memprihatinkan, lubang jalan sudah hampir mencapai ukuran seluruh badan jalan. Kerusakan tersebut juga hampir merata di sepanjang jalan. Para pengendara yang lewat harus ekstra hati-hati jika tidak ingin celaka.
Menurut Slamet perbaikan yang mereka usulkan adalah perbaikan jalan sepanjang Jl Dharma Putra dan pembuatan barau di parit sepanjang 850 meter sampai Jl Budi Utomo.
Slamet yang sudah tinggal di daerah tersebut sejak tahun 1994 mengatakan keluhan dari warganya antara lain berupa pecah ban, debu, jatuh menabrak lobang, dan becek setelah hujan. "Bahkan kalau banjir tingginya bisa mencapai setengah ban," ujarnya.
Selain berharap jalan tersebut dapat segera dibetulkan Slamet juga berharap di sepanjang jalan tersebut dapat dibukakan trayek oplet. "Soalnya tidak semua warga di sini memiliki motor, untuk belanja mereka biasanya di Pasar Siantan yang terletak cukup jauh. Kalau ada trayek angkutan umum dari Pasar Siantan lewat sini lalu tembus ke Jl Budi Utomo pasti sangat membantu warga," ceritanya.
Rusaknya Jl Dharma Putra sangat bertentangan dengan fungsinya. Di sepanjang jalan tersebut banyak sekali terdapat sekolahan, di antaranya adalah SD N 1, MI/MTS Miftahussa'dah, SD N 30, SMP Putra Khatulistiwa, STM, SMK Bhineka Tunggal Ika dan beberapa sekolah lainnya di dalam gang.