Antisipasi Demonstrasi, Kapolda NTT Berkantor Dibawah Pohon

13:16
KUPANG -- Kapolda NTT, Brigadir Jenderal Polisi Ricky HP Sitohang, berkantor di bawah pohon di areal parkir samping kiri Kantor Gubernur NTT, Jumat (30/3/2012). Hal itu dilakukannya untuk mengantisipasi terjadinya tindakan anarkis pengunjukrasa yang mendatangi Kantor Gubernur NTT memrotes kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Tiga meja persegi panjang membentuk huruf U berada di areal parkir samping kiri Kantor Gubernur NTT. Areal itu teduh karena dirindangi pohon-pohon besar. Lokasi 'kantor' itu tertata rapi dengan menempatkan delapan kursi plastik melingkar mengikuti tatanan meja yang ada.

Berbagai sajian makanan ringan dari jajanan pasar hingga minuman mineral tertata rapi di atas meja tersebut. Selain Kapolda NTT, terlihat beberapa perwira menengah Polda NTT  

juga menempati 'kantor' itu, antara lain Karo Ops, Kombespol Marphin Efendi; Dirsamapta Polda NTT, Herry Nixon; Dirpamovit, Kombespol Agus Suryanto; Wadir Lantas Polda NTT, AKBP Erdy Swahariyadi; dan Kapolres Kupang Kota, AKBP Tito Basuki Priyatno.

Aktivitas Kapolda Sitohang tidak hanya duduk dan memberikan petunjuk pada lembar disposisi untuk setiap surat yang masuk. Mantan Direskrim Polda NTT dan Kapolres Alor itu juga menemui dan menyalami para pengunjuk rasa ketika tiba di depan pintu Kantor Gubernur NTT. Sikap kapolda itu banyak mendapatkan respons positif dari para pengunjuk rasa karena keempatiannya menemui langsung mahasiswa.

Tak hanya itu, lagi-lagi Kapolda Sitohang juga memfasilitasi pertemuan antara Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, dengan para pengunjuk rasa. Bahkan ia mendampingi langsung manakala terjadi dialog antara Gubernur Frans dengan mahasiswa di depan pintu masuk Kantor Gubernur NTT. 

Ratusan anggota polisi yang berjaga-jaga di kantor gubernur pun menjadi tambah siaga karena orang nomor satu di lingkup Polda NTT turun langsung memimpin pengamanan unjuk rasa. Apalagi satu hari sebelumnya, unjuk rasa para mahasiswa berujung ricuh disertai hujan batu mengakibatkan dua polisi luka-luka dan satu anggota Satpol NTT bocor pelipis kanannya.

"Saya ingin melihat mereka langsung. Sejatinya kan saya polisi. Kalau polisi tidak melihat pangkat dan jabatan. Makanya saya dan pejabat  turun langsung ke lokasi," ujar Kapolda Sitohang.

Ia mengatakan pindahnya tempat kerja bukan lantaran aksi unjuk rasa yang berujung kisruh kemarin. Tidak pula karena persoalan adanya ancamana bahaya mengancam keamanan kantor gubernur dan DPRD NTT.

"Kantor kami sementara beralih di bawah rindangnya pohon di Kantor Gubernur NTT. Kan enak liat anggota sambil bercengkerama tetapi tugas juga selesai. Seperti tadi saya ambil berkas-berkas di sini," jelas Kapolda Sitohang.

Dia mengakui sampai saat ini tidak ada eskalasi ancaman meningkat menjelang kenaikan harga BBM. Ia menganggap pendemonstran yang datang ke kantor gubernur sebagai adik-adiknya. 

Bagi Sitohang mahasiswa datang ke Kantor Gubernur untuk menyampaikan pendapat. Tetapi saat menyampaikan pendapat atau suara rakyat harus dengan cara- cara elit. "Kami akan mengawal dan kami tidak punya tendensi apa-apa," ungkap Kapolda Sitohang.  

Untuk aktivitas administrasi Polda NTT, Sitohang menandatanganinya di meja itu. Apalagi itu sudah menjadi kewajibannya sebagai seorang kapolda. "Saya juga ingin nikmat di lapangan. Sambil cerita-cerita di lapangan bisa melihat. Jangan berpikir saya jenderal kamu  brigadir. Berpikirlah kamu polisi, saya juga polisi," demikian Kapolda. 

"Tak ada maksud lain. Apa yang saya buat dengan berkantor di bawah pohon di halaman Kantor Gubernur NTT untuk bisa lebih mendekatkan diri dengan anggota polisi, anggota Satpol PP, juga para pendemo. Terlebih lagi agar saya bisa lebih dekat dan melihat serta mengontrol langsung kinerja anggota. Saya mau sampaikan kepada anggota bahwa pimpinan, Kapolda saja ikut turun ke lapangan untuk bisa dekat dengan anggota dan turut merasakan suka dan duka di lapangan," tambahnya.

Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, dimintai tanggapanya terkait aktivitas Kapolda NTT di lapangan parkir kantornya memahami apa yang dilakukan kapolda lantaran ingin lapangan aman. Dan, itu menjadi tanggung jawab beliau untuk melaksanakan pengamanan dan ketertiban. "Itu bukan permintaan saya. Saya kerja di mana saja tidak merasa terganggu,"  jelas Gubernur Frans. 

Lain halnya dengan Sekda NTT, Frans Salem, yang merasa nyaman manakala Kapolda NTT turun langsung ke lapangan bahkan berkantor di Kantor Gubernur NTT.   "Komitmen beliau itu menjadikan aktivitas pelayanan kemasyarakat di kantor ini dijamin dapat terlaksana dengan baik. Dan tentunya membuat kami nyaman bekerja di kantor gubernur," ucap Sekda.  

Sekda Salem mengakui merasa khawatir apalagi menyaksikan di tempat lain ada tindakan anarkis. Namun ia  bersyukur  meskipun ada sedikit kondisi mengganggu di NTT tetapi masih normal.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »