Kalteng-Sedikitnya dua kecamatan dan 13 desa/kelurahan di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah dalam kondisi terisolasi.
"Kedua kecamatan yang terisolasi karena tidak memiliki jalan darat dan hanya bisa ditempuh melalui jalur sungai tersebut adalah Kecamatan Seranau dan Kecamatan Pulau Hanaut, Kabupaten Kotim," kata Bupati Kotim Supian Hadi di Sampit, Kamis.
Sedangkan untuk ke-13 desa/kelurahan yang terisolasi letaknya berada di kedua kecamatan itu, yakni delapan desa/kelurahan berada di wilayah Kecamatan Pulau Hanaut dan lima desa/kelurahan berada di wilayah Kecamatan Seranau.
Untuk lima desa/kelurahan yang ada di Kecamatan Seranau, yakni Batuah, Ganepo, Mentaya Seberang, Terantang dan Terantang Hilir. Delapan desa yang berada di wilayah Kecamatan Pulau Hanaut adalah, Desa Babriah, Bapinang Hilir, Bapinang Hilir Laut, Bapinang Hulu, Hanaut, Makarti Jaya, Rawa Sari dan Satiruk.
Letak wilayah kedua kecamatan dan ke-13 desa/kelurahan tersebut sebetulnya tidak jauh dari ibu kota kabupaten, dan daerah itu terisolasi karena terpisah atau berada di seberang sungai Mentaya.
Pemerintah Kabupaten Kotim akan terus berupaya membuka daerah yang terisolasi tersebut dengan membangun jembatan penyeberangan dan jalan darat yang menghubungkan ke desa-desa yang ada di wilayah itu.
Menurut Supian Hadi, perencanaan untuk pembangunan jembatan penyeberangan sudah ada dan disiapkan, tinggal pelaksanaan program saja. Pembangunan jembatan tidak dapat dilakukan satu kali anggaran dan akan dilakukan secara bertahap, sebab kondisi keuangan daerah sangat terbatas.
"Pembangunan jembatan penyeberangan itu sebetulnya kebutuhan yang mendesak, sebab sudah puluhan tahun ratusan penduduk desa/kelurahan yang ada di kedua kecamatan itu hidup terisolasi, namun karena keterbatasan dana apa boleh buat harus dilakukan secara bertahap," katanya.
Dengan terbangunnya jembatan penyeberangan itu nantinya diharapkan mampu membuka keterisolasian desa/kelurahan.
"Kedua kecamatan yang terisolasi karena tidak memiliki jalan darat dan hanya bisa ditempuh melalui jalur sungai tersebut adalah Kecamatan Seranau dan Kecamatan Pulau Hanaut, Kabupaten Kotim," kata Bupati Kotim Supian Hadi di Sampit, Kamis.
Sedangkan untuk ke-13 desa/kelurahan yang terisolasi letaknya berada di kedua kecamatan itu, yakni delapan desa/kelurahan berada di wilayah Kecamatan Pulau Hanaut dan lima desa/kelurahan berada di wilayah Kecamatan Seranau.
Untuk lima desa/kelurahan yang ada di Kecamatan Seranau, yakni Batuah, Ganepo, Mentaya Seberang, Terantang dan Terantang Hilir. Delapan desa yang berada di wilayah Kecamatan Pulau Hanaut adalah, Desa Babriah, Bapinang Hilir, Bapinang Hilir Laut, Bapinang Hulu, Hanaut, Makarti Jaya, Rawa Sari dan Satiruk.
Letak wilayah kedua kecamatan dan ke-13 desa/kelurahan tersebut sebetulnya tidak jauh dari ibu kota kabupaten, dan daerah itu terisolasi karena terpisah atau berada di seberang sungai Mentaya.
Pemerintah Kabupaten Kotim akan terus berupaya membuka daerah yang terisolasi tersebut dengan membangun jembatan penyeberangan dan jalan darat yang menghubungkan ke desa-desa yang ada di wilayah itu.
Menurut Supian Hadi, perencanaan untuk pembangunan jembatan penyeberangan sudah ada dan disiapkan, tinggal pelaksanaan program saja. Pembangunan jembatan tidak dapat dilakukan satu kali anggaran dan akan dilakukan secara bertahap, sebab kondisi keuangan daerah sangat terbatas.
"Pembangunan jembatan penyeberangan itu sebetulnya kebutuhan yang mendesak, sebab sudah puluhan tahun ratusan penduduk desa/kelurahan yang ada di kedua kecamatan itu hidup terisolasi, namun karena keterbatasan dana apa boleh buat harus dilakukan secara bertahap," katanya.
Dengan terbangunnya jembatan penyeberangan itu nantinya diharapkan mampu membuka keterisolasian desa/kelurahan.
Share this
