Bandarlampung-Warga Kota Bandarlampung, Provinsi Lampung menyatakan operasional bus cepat Trans Bandarlampung dapat memberikan alternatif pelayanan angkutan umum yang relatif murah, aman, dan nyaman bagi mereka.
Salah satu trayek baru yang diminta warga adalah Bus Trans Bandarlampung membuka pelayanan koridor baru Terminal Induk Rajabasa-Terminal Panjang yang selama ini dilayani bus kota swasta. Beberapa trayek koridor baru pelayanan bus cepat itu, juga diminta warga yang kerap bepergian menggunakan angkutan umum di daerah tersebut.
Warga Bandarlampung lainnya, Ny Tuti, karyawan swasta, mengaku saat ini selalu menggunakan Bus Trans Bandarlampung untuk berangkat dan pulang kerja karena tidak menggunakan kendaraan sendiri. Menurutnya, selama ini masih menggunakan angkutan kota (angkot) dan bus kota. Namun setelah Bus Trans Bandarlampung beroperasi, dia memilih menggunakan layanan bus rapid transit (BRT) itu.
Sejumlah warga Bandarlampung yang menggunakan bus itu berharap, selain pelayanan ditingkatkan, juga keberadaan halte bus yang sedang dipersiapkan dapat segera diselesaikan pembangunannya. Sampai saat ini halte untuk pemberhentian dan menaikan penumpang umumnya belum selesai dikerjakan, walaupun sudah ada beberapa halte di jalan utama pusat kota yang telah rampung dan digunakan.
Akibatnya, calon penumpang harus menunggu di sekitar halte yang belum selesai dibangun atau berdiri di atas halte yang masih berupa pondasi lantainya saja tersebut, dengan menahan panas dan hujan karena belum ada kerangka maupun atap penutupnya.
Warga pengguna Bus Trans Bandarlampung itu juga berharap, selanjutnya dapat dikembangkan sistem tiket berlangganan, tiket terusan maupun tiket elektronik (e-ticket) untuk memberikan pelayanan lebih praktis dan ekonomis kepada konsumen bus itu.
Informasi dari pengelola Bus Trans Bandarlampung, saat ini umumnya awak bus telah beroperasi secara normal, menyusul aksi demo dan mogok awak angkutan kota yang menolak keberadaannya. Setiap hari, satu Bus Trans Bandarlampung itu beroperasi sedikitnya melayani lima trip pulang pergi pada jalur trayek yang telah ditentukan.
Tanpa Subsidi Pemerintah Menurut tenaga ahli Pemkot Bandarlampung yang menangani transportasi, IB Ilham Malik ST MT, sampai hari ini, pemkot setempat tidak mengeluarkan biaya subsidi serupiah pun dalam pelaksanaan Program BRT itu.
Padahal Program BRT sudah mengoperasikan Bus Trans Bandarlampung pada tujuh koridor trayek angkutan dalam kota, dengan mengoperasikan sebanyak 130-an bus.
"Nanti akan ada 250 unit Bus Trans Bandarlampung yang beroperasi keseluruhannya, saat program ini benar-benar berjalan," ujar dia.
Ilham membandingkan pelaksanaan BRT di Bandarlampung itu, dengan program serupa di Jakarta yang sudah mengeluarkan dana subsidi pemerintah mencapai triliunan rupiah.
Salah satu trayek baru yang diminta warga adalah Bus Trans Bandarlampung membuka pelayanan koridor baru Terminal Induk Rajabasa-Terminal Panjang yang selama ini dilayani bus kota swasta. Beberapa trayek koridor baru pelayanan bus cepat itu, juga diminta warga yang kerap bepergian menggunakan angkutan umum di daerah tersebut.
Warga Bandarlampung lainnya, Ny Tuti, karyawan swasta, mengaku saat ini selalu menggunakan Bus Trans Bandarlampung untuk berangkat dan pulang kerja karena tidak menggunakan kendaraan sendiri. Menurutnya, selama ini masih menggunakan angkutan kota (angkot) dan bus kota. Namun setelah Bus Trans Bandarlampung beroperasi, dia memilih menggunakan layanan bus rapid transit (BRT) itu.
Sejumlah warga Bandarlampung yang menggunakan bus itu berharap, selain pelayanan ditingkatkan, juga keberadaan halte bus yang sedang dipersiapkan dapat segera diselesaikan pembangunannya. Sampai saat ini halte untuk pemberhentian dan menaikan penumpang umumnya belum selesai dikerjakan, walaupun sudah ada beberapa halte di jalan utama pusat kota yang telah rampung dan digunakan.
Akibatnya, calon penumpang harus menunggu di sekitar halte yang belum selesai dibangun atau berdiri di atas halte yang masih berupa pondasi lantainya saja tersebut, dengan menahan panas dan hujan karena belum ada kerangka maupun atap penutupnya.
Warga pengguna Bus Trans Bandarlampung itu juga berharap, selanjutnya dapat dikembangkan sistem tiket berlangganan, tiket terusan maupun tiket elektronik (e-ticket) untuk memberikan pelayanan lebih praktis dan ekonomis kepada konsumen bus itu.
Informasi dari pengelola Bus Trans Bandarlampung, saat ini umumnya awak bus telah beroperasi secara normal, menyusul aksi demo dan mogok awak angkutan kota yang menolak keberadaannya. Setiap hari, satu Bus Trans Bandarlampung itu beroperasi sedikitnya melayani lima trip pulang pergi pada jalur trayek yang telah ditentukan.
Tanpa Subsidi Pemerintah Menurut tenaga ahli Pemkot Bandarlampung yang menangani transportasi, IB Ilham Malik ST MT, sampai hari ini, pemkot setempat tidak mengeluarkan biaya subsidi serupiah pun dalam pelaksanaan Program BRT itu.
Padahal Program BRT sudah mengoperasikan Bus Trans Bandarlampung pada tujuh koridor trayek angkutan dalam kota, dengan mengoperasikan sebanyak 130-an bus.
"Nanti akan ada 250 unit Bus Trans Bandarlampung yang beroperasi keseluruhannya, saat program ini benar-benar berjalan," ujar dia.
Ilham membandingkan pelaksanaan BRT di Bandarlampung itu, dengan program serupa di Jakarta yang sudah mengeluarkan dana subsidi pemerintah mencapai triliunan rupiah.