"Ini adalah pekerjaan yang mendesak untuk segera dikerjakan. Kami sudah memasukkan proyek pekerjaan ini untuk dilakukan pelelangan ke Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)," kata Kepala Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Kota Yogyakarta Toto Suroto, Jumat (15/6).
Ia berharap, proses pelelangan proyek pekerjaan pengaspalan jalur lambat Malioboro tersebut berjalan dengan lancar sehingga pekerjaan fisik bisa dilakukan pada Juli 2012.
Pemerintah Kota Yogyakarta menganggarkan Rp1,1 miliar untuk proyek pengaspalan jalur lambat Malioboro tersebut.
Pekerjaan fisik di jalur lambat Malioboro tersebut akan dimulai dengan pengelupasan aspal, karena kondisi aspal lama sudah rusak dan ketinggian dari trotoar juga cukup rendah, hanya sekitar lima centimeter.
Jika tidak dilakukan pengelupasan aspal, Toto khawatir akan terjadi genangan air hingga trotoar, tempat para pedagang berjualan, terutama saat hujan.
"Pekerjaan pengaspalan ini sebenarnya pekerjaan yang tidak terlalu sulit. Bisa dikerjakan dalam waktu satu pekan, tetapi yang lama justru proses lelangnya. Bisa memakan waktu 25-30 hari," katanya.
Selain melakukan pengaspalan jalur lambat, pihaknya juga akan menambah zebra cross untuk pejalan kaki, sehingga nantinya akan ada sebanyak 17 zebra cross di sepanjang Malioboro hingga Titik Nol Kilometer.
"Ini untuk menambah kenyamanan masyarakat dan wisatawan yang berkunjung ke Malioboro. Jika nanti zebra cross itu menabrak taman, maka taman itu akan kami buka. Kami ingin memudahkan pengunjung," katanya.