Ada yang unik setiap bulan puasa di Jl Pahlawan, Semarang.
Masyarakat Semarang, mulai generasi muda hingga para ibu-ibu dan
bapak-bapak berbondong-bondong menjual jajanan khas sebagai menu berbuka
puasa.
Antusiasme masyarakat yang dikomandani para generasi muda ini agaknya
seperti sudah menjadi budaya. Mereka berdiri di tepi jalan sambil
menawarkan takjil kepada masyarakat pengguna kendaraan yang melintas.
Dari tahun ke tahun selalu ramai, sekitar pukul 16.00 WIB ruas Jl
Pahlawan selalu penuh oleh mereka yang menjajakan dagangannya. Ada yang
membawa mobil dan menaruhnya di bagasi, serta ada pula yang membawa
termos atau kardus yang berisikan berbagai jenis jajanan dan minuman.
Harga yang ditawarkan pun relatif murah. Tak ayal, lalu lintas di Jl
Pahlawan selalu macet ketika waktu akan menjelang berbuka. “Mereka
puasa, tentu sama dengan kita yang lagi puasa juga. Bedanya, mereka
berusaha menjadikan bulan puasa untuk mencari tambahan uang jajan atau
lainnya. Selama itu positif tidak masalah,” kata Mahmudin, salah satu
pengendara motor yang menjadi pembeli.
Meski jalan Pahlawan macet, namun pengendara dan pengguna jalan
lainnya tidak merasa terganggu. Menurut salah satu penjual, Fani, dia
bersama teman-temannya tiap tahun selalu mengikuti kegiatan tersebut.
“Tahun kemarin pernah ikut, rame dan bisa seru-seruan sama teman-teman,
sekaligus menjadi kegiatan positif di bulan puasa ini,” jelas mahasiswi
AKIN (Akaddemi Kimia Industri) dengan dagangan es jelly ini.
Begitu juga dengan Mala, karyawati sebuah bank swasta. Dia beserta
temannya menjual salad buah dan salad sayur. “Buat ngisi kekosongan aja
itung-itung ngabuburit yang juga bisa menghasilkan,” paparnya.
Sementara, aparat keamanan yang berjaga di sekitar Jl Pahlawan memang
tak begitu menghiraukan keberadaan penjual musiman ini. Mereka sadar
jika kegiatan itu sudah menjadi budaya tersendiri.