JAMBI-Prakirawati BMKG Jambi, Kurnianingsih memperkirakan, di awal Oktober nanti awan pembentuk hujan mulai tumbuh. Di saat itulah hujan turun di beberapa daerah Jambi. "Kemarin, kita prediksi kemarau sampai akhir September. Itu awan hujan belum banyak," jelas prakirawati ini.
Mengulas musim kemarau tahun ini, Kurnia menyebutkan lebih kering dari biasanya. Penyebabnya adalah terjadi El Nino lemah. Suhu perairan di Pasifik Tengah dan Timur naik, sehingga tekanan udara rendah. Sedangkan perairan Indonesia dingin, dan tekanan udara naik. "Akibatnya terjadi dorongan massa uap air, dari Samudera Indonesia ke Pasifik timur," jelasnya.
"Wilayah Indonesia kekeringan. Dan untuk Jambi, kemarin lebih kering dari biasanya. Biasanya, waktu kemarau terkadang turun hujan," kata Kurnia.
Terkait El Nino, Regional Koordinator KKI Warsi, Emmy Primadona mengatakan ini merupakan indikasi terjadinya perubahan iklim. Kondisi atmosfer yang panas menyebabkan El Nino lebih kerap dari biasanya.
Penyebabnya, faktor manusia menjadi kunci. Aktifitas yang tidak memperhatikan lingkungan merupakan penyebab utama dan mempercepat terjadinya perubahan iklim tersebut. Semisal lahan hijau yang diratakan, sumber daya alam diekstraksi untuk pembangunan tidak berkelanjutan.
"Akibatnya tidak ada lagi zona hijau yang menyerap panas. Dalam jangka panjang akan terjadi bencana," ujarnya.