Penerbangan di Jambi masih terganggu asap

10:23
 
 Penerbangan di Jambi masih terganggu asap tebal akibat kebakaran lahan dan hutan meski sudah dilakukan hujan buatan selama 11 hari.

Dihubungi di Jambi, Senin, Manajer Operasional Bandara Sultan Thaha Syaifuddin, Jambi, Alzog mengatakan, akibat gangguan asap, satu maskapai penerbangan yang dijadwalkan Senin pagi terpaksa ditunda.

"Jarak pandang saat pagi hari ini hanya 1.000 meter, jarak pandang aman harus diatas 2.000 meter. Untuk keamanan terpaksa harus ditunda," ujarnya.

Menurut dia, sejak dilakukan hujan buatan selama sepekan lebih, baru kali ini ada pesawat gagal mendarat di Bandara Sultan Thaha Syaifuddin, Jambi.

"Seharusnya pesawat sudah mendarat di Jambi pukul 07.30 WIB, tadi. Tapi karena jarak pandang tidak memungkinkan pesawat terpaksa kembali ke Jakarta," katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan, hingga pukul 09.30 WIB, jarak pandang masih kurang dari dua kilometer.

"Jika jarak pandang masih di bawah 2.000 meter, belum tahu jam berapa pesawat akan mendarat di Jambi," ujarnya lagi.

Terpisah, prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jambi, Kurnianingsih, mengatakan, kondisi udara di Jambi sebagian besar pada kondisi "smoke" atau asap.

"Pukul 06.30 WIB jarak pandang 900 meter, pukul 07.00 WIB jarak pandang 800 meter. Kondisi ini tentunya sangat mengganggu lalulintas udara di Jambi," ujarnya.

Ketua Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) Djazim Syaifullah mengatakan, meski sudah dilakukan hujan buatan, namun pada kenyataannya upaya pembakaran lahan oleh oknum tidak bertanggungjawab masih tetap saja terjadi.

Kondisi tersebut, kata dia, perlu adanya koordinasi dengan pemerintah daerah agar bisa memberikan pengertian kepada masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran lahan.

Menurut dia, selama 11 hari upaya hujan buatan, proses hujan buatan masih berjalan normal. Sekurangnya satu ton garam disebar di atas langit Jambi setiap hari.

"Sampai sekarang sudah 11 ton garam yang disebarkan. Meski tidak merata hujan buatan di Jambi terus terjadi setiap hari," tambahnya.

Pemprov Jambi sebelumnya menerima alokasi dari pemerintah pusat senilai Rp3,5 miliar untuk upaya hujan buatan.

Hujan buatan direncanakan akan berlangsung selama 30 hari. Upaya hujan buatan untuk mengatasi kebakaran lahan dan hutan di daerah itu.

Berdasarkan data Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi, sedikitnya 1.300 hektar lahan dan hutan di Jambi hangus terbakar. 300 hektar diantaranya berada dikawasan hutan lindung dan konservasi.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »