BANJARMASIN: Pembangunan tiga poros Jalan Trans-Kalimantan di bagian selatan, tengah dan utara hingga kini belum dapat diselesaikan.
Lebih dari 600 kilometer Jalan Trans-Kalimantan poros utara masuk dalam kawasan hutan lindung jantung Kalimantan (heart of borneo) dan belum mendapat izin dari Kementerian Kehutanan. Oleh karena itu, pembangunan ketiga poros yang dimulai sejak 2010 hingga kini belum selesai.
"Jalan poros selatan sudah lebih baik. Tapi poros tengah dan utara masih banyak kendala di lapangan," kata Kepala Balai Besar Bina Marga Wilayah Kalimantan Adriananda di sela-sela pemancangan tiang pertama jembatan Kayu Tangi di Banjarmasin, kalimantan selatan),
Bentangan jalan yang melewati kawasan hutan lindung jantung Kalimantan itu berada di poros utara. Padahal, jalan tersebut sangat vital, karena menghubungkan dengan perbatasan Malaysia. "Hingga kini pembangunan jalan di jalur heart of borneo itu belum ada izin dari Kenterian Kehutanan," katanya.
Trans-Kalimantan poros utara dirancang sepanjang kurang lebih 1.700 kilometer melewati perbatasan dengan negara tetangga, Malaysia dan Brunei Darusalam. Namun, akibat kendala tersebut, hingga kini pemerintah belum bisa menargetkan penyelesaian jalan yang menghabiskan anggaran Rp7 triliun tersebut.
Selain karena melewati hutan lindung, penyelesaian Trans-kalimantan juga menghadapi kendala beratnya medan dan besarnya anggaran yang harus disiapkan pemerintah. Menurut Adriananda, pada tahun ini pemerintah menggelontorkan dana Rp800 miliar untuk mempercepat pembangunan poros utara.
Lebih dari 600 kilometer Jalan Trans-Kalimantan poros utara masuk dalam kawasan hutan lindung jantung Kalimantan (heart of borneo) dan belum mendapat izin dari Kementerian Kehutanan. Oleh karena itu, pembangunan ketiga poros yang dimulai sejak 2010 hingga kini belum selesai.
"Jalan poros selatan sudah lebih baik. Tapi poros tengah dan utara masih banyak kendala di lapangan," kata Kepala Balai Besar Bina Marga Wilayah Kalimantan Adriananda di sela-sela pemancangan tiang pertama jembatan Kayu Tangi di Banjarmasin, kalimantan selatan),
Bentangan jalan yang melewati kawasan hutan lindung jantung Kalimantan itu berada di poros utara. Padahal, jalan tersebut sangat vital, karena menghubungkan dengan perbatasan Malaysia. "Hingga kini pembangunan jalan di jalur heart of borneo itu belum ada izin dari Kenterian Kehutanan," katanya.
Trans-Kalimantan poros utara dirancang sepanjang kurang lebih 1.700 kilometer melewati perbatasan dengan negara tetangga, Malaysia dan Brunei Darusalam. Namun, akibat kendala tersebut, hingga kini pemerintah belum bisa menargetkan penyelesaian jalan yang menghabiskan anggaran Rp7 triliun tersebut.
Selain karena melewati hutan lindung, penyelesaian Trans-kalimantan juga menghadapi kendala beratnya medan dan besarnya anggaran yang harus disiapkan pemerintah. Menurut Adriananda, pada tahun ini pemerintah menggelontorkan dana Rp800 miliar untuk mempercepat pembangunan poros utara.