Protes Jalan Tergenang, Warga Tebari lele

14:51
image 


KARANGANYAR - Akibat pengerjaan pengaspalan tidak merata, proyek pelebaran jalan raya Solo-Sragen KM 10,5 mengakibatkan genangan air sepanjang 150 meter. Kesal dengan hal itu, warga di Dusun Pawisman Gedangan, Desa Kemiri, Kecamatan Kebakramat menebarin genangan air di depan rumah dan pertokoan dengan bibit lele dan menjadikannya sebagai tempat pemancingan.

Sukma Mujahid, salah seorang warga mengatakan, sejak turun hujan beberapa hari terakhir, genangan air mulai terjadi di sepanjang pinggir jalan tersebut. Genangan air panjangnya hampir mendekati perempatan lampu merah Desa Kemiri. Kedalamannya bervariasi. 

‘’Dari pinggir, kedalamannya memang hanya setinggi tumit saja. Tetapi di tengah-tengah, apalagi kalau pas selesai hujan deras, bisa mencapai lutut orang dewasa. Kadang membahayakan, karena banyak yang terjebak di genangan itu,’’ ungkapnya.

Menurutnya, sebetulnya jika sepanjang jalan itu dibangun talud, tentu tidak akan muncul genangan. ‘’Saya tidak tahu kenapa jalanan di depan rumah dan pertokoan kami ini tidak sekalian digarap. Padahal idealnya itu, proyek ini dikerjakan sampai titik terakhir perempatan sana,’’ kata dia.

Selain mengalami dampak genangan air, warga sekitar proyek juga menyayangkan tiadanya sosialisasi dari pemerintah terlebih dahulu. ‘’Sebenarnya kami tidak keberatan dengan adanya proyek tersebut. Hanya saja, karena ada warga yang terkena, semestinya ada ganti rugi yang pantas.  Kami juga berencana melayangkan surat aduan kepada Menteri Pekerjaan Umum,’’ tegasnya.

Konsultan proyek dari Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU) Narsito membantah belum melakukan sosialisasi. Jauh hari sebelum dilaksanakannya aktifitas proyek tersebut, pihaknya telah melayangkan surat pemberitahuan. ‘’Surat itu kami alamatkan kepada warga terkait, namun apakah warga sudah menerima itu atau tidak, kami tidak tahu. Tapi sudah ada pemberitahuan,” tegasnya.

Terkait timbulnya genangan air di jalur lambat yang berada di sekitar rumah dan toko milik warga, pihaknya telah berencana untuk menggarapnya sekalian. Namun warga tidak memberikan izin, dengan alasan tanahnya masih belum dibebaskan. 

Pengerjaan proyek pelebaran jalan tersebut, menurut Narsito hanya dari KM 10,050 hingga KM 10,700, dan menggunakan anggaran tahun 2012. Proyek telah mencapai 90 persen karena telah dikerjakan sejak bulan April 2012 lalu. Targetnya selesai pada November. ‘’Karena terkendala warga, proyek akan kami lanjutkan tahun depan. Jadi terpaksa pengerjaannya kami loncati dan langsung menggarap di wilayah Grompol,’’ katanya.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »