PONOROGO: Hujan deras di wilayah Kabupaten Ponorogo, Jawa
Timur, menyebabkan sebuah jembatan di Desa Mojorejo Kecamatan Jetis,
ambrol. Jembatan yang menghubungkan wilayah Kecamatan Jetis dan
Kecamatan Mlarak tersebut ambrol akibat diterjang banjir bandang.
"Jembatan yang ambrol itu selama ini merupakan jembatan yang menghubungan wilayah Kecamatan Jetis dan Mlarak. Dengan ambrolnya jembatan itu, maka jalur yang menghubungkan Kecamatan Mlarak dan Jetis menjadi putus, tak bisa dilewati semua kendaraan," kata Wakil Bupati Ponorogo Yuni Widyaningsih saat meninjau lokasi jembatan ambrol.
Untuk sementara jalur yang melintasi jembatan tersebut kini ditutup. Tapi, menurut Ida, Pemkab akan segera membangun jembatan darurat. Ia akan meminta pihak Badan Penunggalan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo untuk segera menyiapkan jembatan alternatif. Yakni, membuat jembatan dari gedek (bambu) yang minimal bisa dilewati kendaraan roda rua.
"Untuk menunjang aktivitas warga, untuk sementara kami akan bangun jembatan sesek (bambu) dulu. Yang penting kendaraan roda dua dan para pelaku ekonomi kecil tetap jalan," ungkapnya.
Untuk perbaikan permanen, Ida menyatakan baru bisa direalisasikan tahun depan. Saat ini, pihaknya sudah mengusulkan penganggaran jembatan yang dibangun awal tahun 1990 itu. Jika anggaran disetujui, proyek pengerjaan bisa dilakukan sekitar Maret 2013 mendatang.
"Karena sangat pentingnya jembatan ini, tahun 2013 tetap akan kami anggarkan. Jika tidak, akses jalan yang menghubungkan dua wilayah kecamatan itu akan mati. Kita tak mau melihat itu, kasihan rakyat," jelas Yuni.
"Jembatan yang ambrol itu selama ini merupakan jembatan yang menghubungan wilayah Kecamatan Jetis dan Mlarak. Dengan ambrolnya jembatan itu, maka jalur yang menghubungkan Kecamatan Mlarak dan Jetis menjadi putus, tak bisa dilewati semua kendaraan," kata Wakil Bupati Ponorogo Yuni Widyaningsih saat meninjau lokasi jembatan ambrol.
Untuk sementara jalur yang melintasi jembatan tersebut kini ditutup. Tapi, menurut Ida, Pemkab akan segera membangun jembatan darurat. Ia akan meminta pihak Badan Penunggalan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo untuk segera menyiapkan jembatan alternatif. Yakni, membuat jembatan dari gedek (bambu) yang minimal bisa dilewati kendaraan roda rua.
"Untuk menunjang aktivitas warga, untuk sementara kami akan bangun jembatan sesek (bambu) dulu. Yang penting kendaraan roda dua dan para pelaku ekonomi kecil tetap jalan," ungkapnya.
Untuk perbaikan permanen, Ida menyatakan baru bisa direalisasikan tahun depan. Saat ini, pihaknya sudah mengusulkan penganggaran jembatan yang dibangun awal tahun 1990 itu. Jika anggaran disetujui, proyek pengerjaan bisa dilakukan sekitar Maret 2013 mendatang.
"Karena sangat pentingnya jembatan ini, tahun 2013 tetap akan kami anggarkan. Jika tidak, akses jalan yang menghubungkan dua wilayah kecamatan itu akan mati. Kita tak mau melihat itu, kasihan rakyat," jelas Yuni.