Palembang - Jelang pagi ini, jalanan protokol di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) mulai dipenuhi truk pengangkut batu bara yang menggelar aksi demo. Selain Kantor Gubernur Sumsel 3 jalan yang mengapit kantor Gubernur Sumsel yakni Jalan Ade Irma Suryani Nasution, Jalan Kapten Pierre Tendean dan Jalan Angkatan 45, dijejali ratusan truk.
“Kawan-kawan masih dalam perjalanan,” kata Mamad, seorang sopir truk, di lokasi unjuk rasa, Selasa (15/01/2013) subuh.
Mamad mengatakan, dia bersama rekan-rekannya akan melakukan aksi ini sapai tuntutannya dipenuhi. Dalam aksi ini, ampir setiap kaca depan truk itu diletakan sebuah kertas dengan tulisan 'Dijual' atau 'Siap Over Kredit'.
“Artinya sebagian truk kami ini adalah kredit dengan dealer. Jika kami tidak dapat mengangkut batu bara, ya lebih baik dijual atau over kredit,” jelas Mamad.
Oleh karena itu, lanjut Mamad, jika Gubernur Sumsel memikirkan nasib mereka, bukan hanya keluarga mereka yang dapat makan juga truk yang digunakan dapat diteruskan kreditnya.
“Ya, Gubernur Sumsel sebaiknya mencabut larangan tersebut atau mengambil langkah yang benar-benar baik buat kami,” sambungnya.
Sebelumnya diberitakan, sejak Selasa (15/01/2013) dinihari ratusan truk batu bara memenuhi Kantor Gubernur Sumsel, Jalan Kapten A. Rivai Palembang. Para sopir truk pengangkut batu bara itu menuntut agar Gubernur Sumsel Alex Noerdin mencabut larangan truk pengangkut batu bara melintas di jalan umum per 1 Januari 2013 lalu. Mereka mulai berdatangan sejak pukul 00.15 tadi malam.
Diketahui, Pada 1 Januari 2013 lalu, pemerintah provinsi Sumsel melarang truk pengangkut batu bara melintasi jalan umum. Kebijakan ini diambil guna mengantisipasi kemacetan dan kerusakan jalan yang terjadi selama ini. Truk-truk ini diminta melintasi jalan khusus buat mereka yakni Jalan Servo. Tapi para sopir menolak sebab jalan tersebut tidak layak dilalui. Bahkan sebagian badan jalan terendam air selama musim hujan ini.