Batu-batu besar dan batang aneka pohon besar yang terhanyut banjir berserakan di atas ruas jalan desa. Bahkan, aliran sungai kini meluap hingga melintas di jalan desa tersebut.
Selain dipenuhi material banjir, kendaraan roda empat maupun roda dua tidak bisa melintas karena arus air di atas jalan desa itu juga cukup besar. Akses ke Desa Patemon hanya bisa dilakukan dengan jalan kaki. Matrerial banjir naik ke jalan desa di sisi sungai karena terhadang jembatan limpas yang melintang di sungai tersebut.
Akibat hantaman banjir bandang ruas jalan Desa Wringinanom menuju arah Desa Patemon, Kecamatan Jatibanteng, kini berubah jadi sungai 'dadakan'. Itu terjadi karena saat debit air mulai membesar akibat banjir, aliran air di sungai itu justru terhalang jembatan limpas sepanjang 70 meter yang melintang di atas aliran sungai tersebut.
Akibatnya, material sungai dan banjir naik ke daratan dan menutup ruas jalan desa di sisi barat sungai hingga sepanjang 300 meter. Beruntung lokasi luapan air sungai itu jauh dari pemukiman warga hingga tidak menimbulkan kerusakan lebih parah.
"Jembatan limpasnya kan rendah, jadi begitu dari hulu ada banjir sebagian bawah jembatan langsung tersumbat bebatuan dan batang pohon. Sehingga air akhirnya meluap ke jalan desa di sisi sungai," tandas Herman Supeno, salah seorang anggota BPBD Situbondo.
Puncaknya terjadi saat jembatan limpas mulai tersumbat material banjir hingga air meluap ke jalan. Material banjir seperti bebatuan besar dan batang pohon yang terhanyut dari hulu ikut naik dan menutup ruas jalan raya.