
Cianjur - Sedikitnya 400 kepala keluarga (KK) yang merupakan nelayan di Kampung Cikakap Desa Tanjungsari Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, terisolasi.
Mereka terisolasi, setelah rusaknya jalan utama sepanjang 7 kilometer ke perkampungan tersebut. Kondisi tersebut sudah lama terjadi, namun hingga kini belum mendapatkan perhatian pemerintah.
Eeng, 33, salah seorang nelayan Cikakap mengaku, warga sudah menyerah tak akan berharap banyak kepada pemerintah untuk memerhatikan kondisi jalan rusak yang sudah puluhan tahun belum kunjung diperbaiki.
Padahal, kondisi jalan bagus sangat diharapkan warga lantaran untuk mendukung hasil tangkapan ikan yang diperoleh.
"Kami sebetulnya sudah banyak berharap kepada pemerintah karena upaya mengusulkan perbaikan tak pernah ditanggapi. Kami tidak pernah dipedulikan," kata Eeng, Minggu (10/2).
Namun warga berharap suatu saat Pemkab Cianjur bisa memerhatikan kondisi permukiman mereka yang bisa dikatakan terisolasi karena sangat sulit menempuh perjalanan dengan kondisi jalan rusak.
Apalagi hasil tangkapan ikan di Cikakap sangat melimpah dengan berbagai jenis ikan.
Tapi saat ini nelayan lebih memilih menangkap udang lobster karena harganya tinggi. Rata-rata, petani bisa menangkap hampir 150 kilogram lobster per hari. Bahkan jika panen melimpah bisa mencapai 300 kilogram per hari.
"Hasil tangkapan lobster ini kemudian dijual ke tengkulak denga harga rata-rata antara Rp150 ribu - Rp300 ribu per kilogram," ujarnya.