Jakarta – Kecelakaan bus yang terjadi di Cianjur mendapat perhatian serius oleh Menteri Perhubungan EE Mangindaan. EE Mangindaan menilai sopir bus Mustika Mega harus ditindak karena dianggap telah melakukan kelalaian yang menyebabkan 17 orang tewas. Sedangkan perusahaan otobus dinilai tidak dapat disalahkan karena tidak semua sopir Mustika Mega lalai.
"Misalnya busnya kita ambil tindakan, masalahnya tidak semua begitu, lebih baik sopirnya yang kita tindak. Jika kita cabut izin PO, bayangkan ada 200 bus, hanya ada satu atau dua orang berturut-turut yang salah, tidak benar itu," ujar Mangindaan.
Bus nahas bernopol F 7263 K tersebut kehilangan kendali saat memasuki turunan di Ciloto pada Rabu (27/2) siang. Bus tersebut membawa 77 peziarah, 17 di antaranya meninggal dunia. Muatan bus ini pun diperhatikan serius oleh Mangindaan.
"Ada ketentuan untuk itu (jumlah penumpang), jangan terlalu berat di dalam bus," papar Mangindaan.
Untuk menghindari kejadian serupa, Mangindaan meminta jajarannya meningkatkan pengawasan pada kondisi awak bus dan kelaikan bus. Hal ini didukung dengan inspeksi rutin yang biasa digelar Kementerian Perhubungan.
"Faktor manusia pasti kita tingkatkan, soal kelaikan kendaraan itu mutlak, ada inspeksi rutin dan akan tetap kita jalankan," tutup Mangindaan.
"Misalnya busnya kita ambil tindakan, masalahnya tidak semua begitu, lebih baik sopirnya yang kita tindak. Jika kita cabut izin PO, bayangkan ada 200 bus, hanya ada satu atau dua orang berturut-turut yang salah, tidak benar itu," ujar Mangindaan.
Bus nahas bernopol F 7263 K tersebut kehilangan kendali saat memasuki turunan di Ciloto pada Rabu (27/2) siang. Bus tersebut membawa 77 peziarah, 17 di antaranya meninggal dunia. Muatan bus ini pun diperhatikan serius oleh Mangindaan.
"Ada ketentuan untuk itu (jumlah penumpang), jangan terlalu berat di dalam bus," papar Mangindaan.
Untuk menghindari kejadian serupa, Mangindaan meminta jajarannya meningkatkan pengawasan pada kondisi awak bus dan kelaikan bus. Hal ini didukung dengan inspeksi rutin yang biasa digelar Kementerian Perhubungan.
"Faktor manusia pasti kita tingkatkan, soal kelaikan kendaraan itu mutlak, ada inspeksi rutin dan akan tetap kita jalankan," tutup Mangindaan.