Jakarta - Minimnya keberadaan ruang terbuka hijau membuat warga Jakarta memenuhi sejumlah taman, salah satunya Taman Suropati. Taman yang dulunya lapangan biasa, kini jadi tempat favorit warga untuk sekadar bersantai.
Banyaknya pengunjung taman tentu membuat sisi jalan di sekelilingnya penuh kendaraan bermotor. Ratusan motor biasanya tumplek tiap hari Jumat atau Sabtu malam.
"Ada 300-500 motor, penuh dari ujung ke ujung," kata Firmansyah, koordinator lapangan Suku Dinas Perhubungan, Jakpus saat mengecek Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (3/4/2013).
Nah, karena jejeran motor ini mengganggu kelancaran lalu lintas, Sudinhub mengusulkan dibuatkan parkir khusus di Taman Suropati. Sedangkan parkir di dekat Masjid Sunda Kelapa dirasa jauh bagi pengendara motor yang ingin datang ke taman ini.
"Ini untuk menertibkan saja, biar nggak sembarangan. Supaya nggak bingung parkir motornya dimana. Tapi khusus motor, tidak untuk mobil," ujarnya.
Usulan ini sudah dibahas Sudinhub Jakpus, Satuan Lalu Lintas termasuk unit pengelolaan perparkiran. Firmansyah menyebut ketiga pihak sepakat dengan usulan parkir khusus motor di taman ini.
"Tinggal menunggu restu dari Dishub," katanya.
Teknisnya, Sudinhub akan memperbaiki beton dan rantai akan mengelilingi satu lajur jalan sebagai pembatas. Motor akan masuk dari sisi barat dan keluar dari sisi timur taman. Rambu 'P' larangan parkir juga akan ditambahi tulisan 'kecuali motor'.
Parkir motor ini untuk mengakomodasi banyaknya pengunjung taman. "Mobil nggak boleh parkir karena terlalu mengambil space badan jalan," sebutnya.
Firmansyah menegaskan usulan parkir ini bukan untuk kepentingan menambah 'kantong tebal' Sudinhub dengan adanya retribusi. "Hasil retribusi parkir kan masuk UPT, itu langsung ke pendapatan Pemda. Kita nggak punya kepentingan dari hasil parkir khusus motor ini," imbuhnya.