JAKARTA - Masyarakat Transportasi Indonesia mencatat rata-rata tingkat kematian akibat kecelakaan pada non mudik sekitar 80 orang tewas per hari, lebih tinggi dari rata-rata tingkat kematian angkutan mudik 36 orang per hari.
Data ini agak berbeda dengan data Korlantas Polri H-7 sampai dengan H+7 bahwa kasus kecelakaan non tol 3.512 kasus dengan 760 meninggal dunia. Jumlah kasus turun 29,84% dari periode yang sama tahun lalu 5.006 kasus dengan 866 korban tewas, turun 12%.
Ketua Bidang Komunikasi Publik Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Milatia Kusuma mengatakan rerata tingkat kecelakaan selama 20 hari periode mudik memang tinggi khususnya tingkat fatalitas atau kematian mudik Lebaran yang mencapai 36 orang per hari.
Namun tingkat kematian itu masih lebih rendah ketimbang tingkat kematian angkutan non mudik atau sepanjang tahun yang mencapai 80 orang per hari sehingga pengawasan dan penegakan hukum harus diintensifkan.
“Mudik cuma 20 hari, dengan tingkat kematian tinggi. Di luar angkutan mudik pun atau sepanjang tahun, pengawasan dan penegakan hukum harus tetap dalam intensitas konsentrasi tinggi untuk menekan tingkat kecelakaan ini,” katanya usai Diskusi Catatan MTI tentang Arus Mudik Lebaran, Rabu malam (21/8/2013).
MTI mencatat, kejadian kecelakaan angkutan mudik tahun ini mencapai 3.279 kasus, turun dari tahun lalu 3.600 kasus. Dari kasus itu jumlah kematian mencapai 719 orang dari tahun lalu 918 orang.
Milatia mengatakan kecelakaan sepeda motor tetap mendominasi kasus kecelakaan mudik tahun ini. Dari sisi persentase, memang terjadi penurunan keterlibatan motor tapi dari kuantitas angka naik 58,4% atau 4.159 motor dibandingkan dengan mudik tahun lalu 2.624 motor.
Share this
