Armada Bus TransJ Ditambah

21:27
 


Pemprov DKI Jakarta telah membeli 664 bus transJ yang akan dikirim datang pada November nanti. Kehadiran bus-bus baru tersebut harus diimbangi dengan pedistrian yang nyaman dan aman.

"Kenapa kita nggak mau pakai angkutan umum? Ya karena kita nggak mau jalan di pedestrian yang nggak nyaman," ujar Ketua DTKJ Azas Tigor Nainggolan di kantornya di Jl Suryopranoto, Jakarta Pusat, Rabu (30/10/2013).

Tigor menyampaikan bahwa pedestrian merupakan salah satu aspek service yang tak boleh ditinggalkan. Pedestrian menjadi aspek pendukung untuk menarik masyarakat untuk mau menggunakan transportasi umum.

"Kalau saya naik kebiasaan naik mobil, saya mau pindah ke bus TransJ, minimal saya ingin nyaman seperti saya naik kendaraan pribadi. Nggak mungkin lebih buruk, itu namanya nggak rasional," ulasnya.

Dengan kondisi pedestrian yang masih berebut dengan juru parkir liar dan pedagang kaki lima (PKL), menjadi pekerjaan rumah bagi Pemprov DKI. Ditambah lagi tiket angkutan umum yang belum terintegrasi.

"Kan pindah-pindah angkutan. Habis naik bus TransJ naik Kopaja lalu naik ojek. Itu mahal biaya ekonomi dan biaya sosialnya," jelas Tigor.

"Orang berkorban meninggalkan kendaraan pribadi tapi kok disiksa," imbuhnya.

Sejumlah trotoar saat ini sudah diperbaiki. Seperti di wilayah Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan. Namun Tigor mengingatkan Pemprov DKI untuk konsisten menjaga trotoar baru teraebut dari pedagang kaki lima dan parkir liar.

"Jangan sudah bagus, muncul lagi pedagang kaki limanya," kata Tigor.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »