Untuk
menghindari padatnya lalulintas dan demi kenyamanan, pemudik lokal cukup
banyak terpantau mencari jalur alternatif meski harus berputar lebih
jauh.
Seperti yang dilakukan Abidin, warga Banjarmasin ini menghindari rute
yang cukup padat dengan kendaraan berukuran besar seperti truk, fuso
dan mobil tangki BBM. Dia rencananya mau ke Tanahbumbu, untuk berkumpul
bersama keluarga memanfaatkan liburan singkat Idul Adha.
Motornya cukup sesak mengangkut istri dan satu orang anaknya karena
turut berjejal dua tas ransel penuh muatan. Dari arah Banjarmasin dia
tidak berbelok menuju Lianganggang tapi berputar ke Banjarbaru lalu arah
Bati-bati.
"Memang ada mampir dulu ke saudara di Banjarbaru, tapi memang niat
mau lewat bati bati saja. Lewat Lianganggang-batibati itu sudah jalannya
berdebu juga padat kendaraan besar-besar, takut ah," katanya saat
bertemu di Batibati sekitar siang tadi.
Terpantau di jalur Batibati menuju arah Pelaihari cukup benyak
pengendara yang diduga pemudik. Mereka lebih santai berkendara karena
jalur itu memang lebih sepi.
Kabut Asap
Sementara pantauan di jalur Lianggang, ketika malam pun malah makin
lebih padat dengan lalu lintas kendaraan. Bahkan kondisi jalan berdebu
dan berkerikil. Selain itu bila malam, pemudik lokal tujuan Banjarmasin
harus berhadapan dengan kabut asap.
Laju kendaraan dari arah Pelaihari menuju Banjarmasin-Banjarbaru
cukup padat merayap. Situasi ini dapat dirasakan pengemudi hingga
landasan ulin, bagi mereka yang menuju Banjarbaru. Dan hingga Gambut
bagi pengendara tujuan Banjarmasin. Situasi tersebut terjadi akibat
kondisi kabut asap yang cukup pekat. Bahkan banyak mobil menggunakan
lambu sein ganda sebagai isyarat hati-hati.
Situasi itu makin terasa karena pada jam-jam malam banyak mobil
berukuran besar seperti fuso dan truk. "Iya benar kabutnya beberapa hari
terakhir ini makin pekat saja, bahkan masuk rumah. Kadang sore saja
mulai berasa, kalau hari ini mulai terasa pekat sejak pukul 21.00 wita,"
ujar Dani penjual bensin eceran di Landasanulin.