Arus lalulintas barang dan jasa semakin tidak terkendali dengan
baik. Terkadang barang yang tidak memenuhi standar dan tak bermutu pun
ikut ‘mendompleng’ hingga merugikan masyarakat.
“Untuk itu masalah standar dan mutu suatu produk perlu disuarakan
terus-menerus hingga ke seluruh lapisan masyarakat dan pelosok desa,”
kata Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN), Prof Bambang Prasetya,
Selasa (15/10).
Apalagi produk impor belakangan ini makin marak menyerbu pasar dalam
negeri dan sering menimbulkan berbagai reaksi dan permasalahan.
Terkait peringatan Hari Standar Dunia (World Standard Day) yang jatuh pada 14 Oktober, berbagai negara di dunia mengkampanyekan pentingnya standar bagi kehidupan.
Di Indonesia setiap tahun menyelenggarakan Bulan Mutu yang
pada November. Ini merupakan momentum yang baik untuk membangkitkan
kembali masyarakat tentang pentingnya mutu dan infrastruktur mutu
pendukungnya,” jelasnya.
“Termasuk masalah termasuk standar, penilaian kesesuaian dan metrologi,” jelasnya. Pelaksanaan Bulan Mutu ini telah dicanangkan pada 1991.
Dalam pidatonya kala itu, Presiden Soeharto menekankan bahwa Bulan Mutu merupakan cerminan gelora dan semangat bangsa Indonesia untuk menciptakan karya bermutu dan unggul.
Karenanya dalam memperingati Hari Standar Dunia dan Bulan Mutu
Nasional 2013, pihaknya menggelar serangkaian kegiatan, di antaranya
Quality Expo (IQE) serta seminar nasional standarisasi yang dilanjutkan
dengan Temu Masyarakat Standardisasi, Forum Pendidikan Standardisasi,
Pertemuan Presentasi Ilmiah serta Malam Anugerah SNI Award.