Berdasarkan pantauan, lebih dari separuh badan jalan ambrol karena tak kuat menahan terjangan banjir yang berisi material batu, pasir, dan kayu. Kendaraan roda empat dipastikan tidak bisa melintas.
Bagi warga, jalan tersebut sangat penting, karena menjadi jalur utama yang menghubungkan dengan desa-desa lainnya, sekaligus akses terdekat untuk mengangkut hasil pertanian.
Jalur alternatifnya baik dari Jombang maupun Kediri, harus mencari jalan lain dengan cara memutar sejauh 10 kilometer, ujar Kepala Payak Santren Rejoagung-Ngoro-Jombang, Samsul Hadi, di lokasi, Rabu (19/2/2014).
Selain memutus badan jalan, banjir lahar dingin juga menyebabkan belasan hektare sawah warga di Kecamatan Ngoro, perbatasan Jombang dengan Kediri, hilang akibat tertutup material lumpur dan pasir yang dibawa banjir. Tak tanggung, material lumpur dan pasir yang menimbun sawah warga yang sebelumnya ditanami ketela dan padi itu, ketebalannya sekitar dua meter.
Selain berharap bantuan atas tanaman dan sawah mereka yang hilang, warga juga berharap pemerintah segera memperbaiki jalan penghubung antar desa di dua kabupaten yang putus tersebut.