Pada Selasa (4/2), ketersendatan arus lalu lintas di sepanjang jalur Pantura Pemalang - Kendal tidak dapat terhindarkan. Ratusan kendaraan yang melintas hanya dapat berjalan merambat. Di beberapa titik diberlakukan sistem buka tutup akibat kerusakan jalan yang cukup parah.
Kendaraan angkutan berat dan kendaran kecil hanya dapat menyusuri ruas jalur tersebut dalam kecepatan rendah sehingga waktu tempuh perjalanan lebih panjang hingga 3 - 4 jam jika dibandingkan dengan kondisi normal karena pengemudi harus lebih berhati-hati agar tidak terpelosok dalam lubang.
Kerusakan parah di jalur Pantura Pemalang - Kendal cukup merata dengan diameter 0,2 - 2 meter dengan kedalaman 5 - 50 centimeter. Alhasil, ruas yang menghubungkan Kendal - Batang - Kota Pekalongan - Kabupaten Pekalongan dan Pemalang nyaris lumpuh total karena tidak adanya jalur alternatif.
Kepala Bagian Bin Ops Direktorat Lalu Lintas Polda Jateng Ajun Komisaris Besar (AKB) Agung Prabowo mengatakan mengatakan kerusakan cukup parah mengakibatkan kendaraan hanya berjalan merambat hingga waktu tempuh lebih panjang.
Tidak adanya jalur alternatif di ruas tersebut, demikian kata Agung Prabowo, mengakibatkan terjadinya kelumpuhan total sehingga kendaraan yang akan menuju ke arah barat harus memutar lebih jauh melalui jalur alternatif yang dimungkinkan jalur selatan atau Yogyakarta/Solo dengan berbelok ke ruas Weleri - Sukorejo - Parakan - Temanggung.
"Waktu tempuh lebih panjang, jika sebelumnya Kendal - Pekalongan hanya satu jam kini dapat mencapai 3 - 4 jam," kata Agung Prabowo.
Sementara itu, berdasarkan data dihimpun dari Dinas Bina Marga Jawa Tengah akibat banjir dan tingginya intensitas hujan, jalan yang rusak di Jawa Tengah mencapai 261 kilometer yakni 167 kilometer di ruas jalur pantura dan 94 kilometer di luar jalur Pantura.
"Panjang jalur Pantura 409 kilometer 167 kilometer di antaranya rusak dan 181 kilometer jalur di luar Pantura 94 kilometer di antara rusak," kata Kepala Bidang Bina Teknik Dinas Bina Marga Jawa Tengah Hanung Triyono.
Kerusakan cukup parah tersebut, demikian Hanung Triyono, karena banjir dan tingginya intensitas hujan yang mengguyur. Hingga kini, juga belum dapat dilakukan perbaikan dengan cepat karena menunggu cuaca membaik. "Kami hanya bisa melakukan penan ganan darurat dengan pengurukan dan penambalan sementara," ujarnya.
Akibat kerusakan jalan tersebut, kerugian yang harus ditanggung mencapai Rp113 miliar untuk jalan provinsi dan Rp350 miliar untuk jalan nasional, sehingga total kerugian mencapai Rp463 miliar.