Boyolali - Seorang
perwira polisi Polres Boyolali yang bertugas di Polsek Kemusu, Ipda
Sukarno (46), ditemukan tewas gantung diri di pohon jambu mete samping
rumahnya, di Dukuh Ngelo RT 11/04, Desa Mojo, Kecamatan Andong, Senin
(14/4) pagi.
Diduga, korban yang belum lama menjabat sebagai
Wakapolsek Kemusu, nekat bunuh diri lantaran depresi menderita sakit
tumor dan wasir (ambeien) yang sudah akut. Kapolres Boyolali AKBP Budi
Haryanto saat dikonfirmasi membenarkan peristiwa tersebut.
Menurut
Kapolres, korban ditemukan tewas gantung diri Senin pagi sekitar pukul
04.45. Korban gantung diri dengan menggunakan sarung yang diikatkan ke
pohon jambu mete di samping rumah. Jasad korban ditemukan pihak
keluarganya. Kematian korban kemudian dilaporkan pihak keluarga ke
Polres Boyolali. Sesaat setelah mendapat laporan, petugas langsung
melakukan olah TKP dan pemeriksaan pada tubuh korban. Dari pemeriksaan
yang dilakukan petugas, tidak ditemukan tanda kekerasan atau unsur
pidana dalam tubuh korban.
Kematian korban, jelas Kapolres, juga
tidak berkaitan dengan kedinasannya di Polri. Namun diduga kuat,
dikarenakan korban depresi setelah menderita penyakit tumor dan ambeien
akut setelah bertahun-tahun. Korban menderita penyakit tumor di bagian
gusi.
"Hasil keterangan saksi-saksi dan pemeriksaan, korban diduga
tewas murni akibat bunuh diri dengan cara menggantung diri. Menurut
keterangan, Korban menderita sakit sudah cukup lama. Selain wasir, ada
tanda-tanda dia menderita penyakit tumor. Dari keterangan saksi dan
rekan-rekannya, sebelum meninggal, dia sering terlihat termenung,
melamunkan sakit yang dideritanya," ungkap Kapolres saat dijumpai
sejumlah wartawan, Senin (14/4) pagi.
Orang nomor satu di jajaran
Polres Boyolali ini menyatakan Polri merasa berduka atas kematian
korban. Korban sudah mengabdikan diri sebagai anggota Polri sejak 1991.
Sebelum menjabat sebagai Wakapolsek Kemusu, Ipda Sukarno bertugas
sebagai Kanit Provos Polsek Andong.
Jenasahnya langsung,
dimakamkan di pemakaman desa dekat tempat tinggalnya di Desa Mojo,
Andong melalui upacara dinas kepolisian. Selain keluarga dan warga
sekitar, jajaran Polres Boyolali juga turut menghadiri pemakamannya.
Korban meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak, semuanya putri.
Kapolsek
Andong, AKP Yadiyo menuturkan, sangat mengenal sosok korban semasa
hidup ketika menjabat sebagai Kanit Provos di Polsek Andong. Dia dan
rekan-rekan sesama anggota Polri tidak menyangka korban nekat mengakhiri
hidupnya. "Sosoknya pendiam, jujur. Ibadahnya juga bagus. Kami tidak
menyangka dia melakukan tindakan itu," ulasnya.
Senada, Kapolsek
Kemusu, AKP Suhardiyanto, juga mengemukakan selama bertugas sebagai
wakapolsek, korban melaksanakan tugasnya dengan disiplin dan baik. "Saat
pemilu lalu di kantor, dia sampai dini hari dengan saya. Sehari sebelum
kejadian atau Minggu (13/4), dia juga dikantor hingga pukul 16.30.
Ketika pamit pulang dari kantor itu, juga tidak ada yang aneh atau
ganjil.