Jakarta - Siswa SMA/MA dan SMK akan mengikuti ujian nasional (UN) selama tiga hari, yakni pada tanggal 14-16 April 2014 secara serentak di seluruh Indonesia. pengiriman dan pengamanan Logistik soal-soal UN yang melibatkan Polri diharapkan dapat terselesaikan sebelum hari penyelenggaraan UN.
Kamis, 10 April 2014 bertempat di gedung PUSDALSIS Mabes Polri, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh dan Kapolri Jendral Polisi Drs. Sutarman beserta Jajaran Perwira Tinggi Mabes Polri menggelar teleconference dengan Polda-Polda se-Indonesia.
Teleconference yang digelar ini ingin memastikan bahwa pendistribusian pengamanan naskah UN sudah terlaksana dengan baik dan telah sampai pada titik-titik penyimpanan yang aman.
Pengamanan pendistribusian yang dilakukan oleh Polri dari persiapan mulai dari cetak soal UN, distribusi sampai ke sekolah-sekolah, pelaksanaan ujian, pasca ujian hingga kelulusan.
"Kami mengucapkan kepada Polri yang telah memberikan pengamanan dan membantu pendistribusian sampai kepelosok-pelosok daerah di Indonesia, dan Polri sangat membantu dalam kerahasian naskah UN ini", ujar Mendikbud memberikan ungkapan penghargaan kepada Polri.
Kapolri menyampaikan beberapa masalah kemungkinan yang dapat terjadi, diantaranya
- kebocoran soal naskah UN. oleh karenanya Kapolri menugaskan kepada jajaran Kapolda-kapolda, Kapolres serta Kapolsek untuk menugaskan anggotanya agar selalu menjaga kerahasiaan naskah UN ini. Polri sendiri telah bekerjasama dengan beberapa operator di wilayah-wilayah tertentu untuk mengantisipasi terjadinya kebocoran soal ataupun jawaban melalui SMS berantai.
- Rusaknya naskah UN. Kapolri menugaskan kepada para petinggi-petinggi di wilayah agar selalu menjaga naskah-naskah UN jangan sampai terkena air atau sobek, dan ini merupakan tugas Kasatwil.
- Distribusi naskah UN jangan sampai telat. Kapolri menghimbau kepada Kapolda-Kapolda agar wilayah yang jauh dan sulit terjangkau agar diprioritaskan terlebih dahulu dalam pengiriman distribusi naskah UN.
- Anggota kepolisian juga harus mengawasi agar naskah tetap rahasia kepada siapa saja termasuk pengawas UN, jangan sampai soal-soal UN sudah terbuka terlebih dahulu ditempat penyimpanan.
- Hindari salah distribusi.
- keterlambatan distribusi. Kapolri menghimbau agar H-1 distribusi naskah UN sudah sampai mendekat di sekolah-sekolah.
- Hati-hati kesalahan soal dan jawaban yang tidak sesuai dengan paket.
- Lemahnya pengawasan di kelas. Anggota kepolisian yang bertugas harus lebih teliti dalam mengawasi, baik siswa maupun pengawasnya. Dan anggota kepolisian yang bertugas mengawasi di dalam kelas tidak boleh menggunakan seragam Polisi. Untuk petugas PAM hanya mengawasi di sekolah dan tidak boleh masuk ke dalam kelas.
- Kecurangan massal, atau mencontek. Mendikbud mengatakan bahwa dalam 1 kelas ada 20 siswa dan semua soal dibuat berbeda. "Kami bukan tidak sayang terhadap siswa, namun kami ingin siswa lebih fokus terhadap soalnya masing-masing", ujar Mendikbud.
- Tekhnologi. Dihimbau agar pengawas dan anggota kepolisian yang berjaga di kelas melarang siswa-siswi membawa alat-alat komunikasi, atau apapun masuk ke dalam kelas.
- Joki. Kapolri menghimbau agar selalu mengecek keabsahan kartu ujian siswa, jangan samapi kecolongan akan adanya siswa joki.
Kapolri juga menghimbau kepada seluruh jajaran Polda agar pengamanan UN juga ditingkatkan sampai pada pengumuman kelulusan, jangan sampai terjadi anarkis yang dilakukan oleh siswa-siswa, juga pengawasan terhadap adanya siswa yang stres akibat tidak lulus UN dan dikhawatirkan melakukan tindakan yang menyimpang. Serta waspadai adanya konvoi kendaraan di jalan raya.
"Pertemuan ini diharapkan agar terlaksananya UN dengan baik dan satu suara dan tindakan untuk mengawal UN sampai selesai", ujar Kapolri Jendral Polisi Drs. Sutarman.