Jakarta - Proyek pengerjaan sodetan Kali Ciliwung di Jl Otista III, Cipinang
Cempedak, Jakarta Timur menimbulkan kemacetan parah. Terlebih, banyak
pengendara yang melintas tidak mengetahui adanya pengalihan lalu lintas.
Akibatnya, kendaraan banyak yang terjebak di jalan tersebut.
Pantauan di lapangan, kemacetan juga terjadi hingga Jl DI Panjaitan,
tepatnya di perempatan Kalimalang. Umumnya kendaraan jenis sepeda motor
mencoba menerobos Jl Otista III, walaupun di setiap ujung jalan tersebut
telah dipasangi rambu peringatan dan larangan melintas.
Tak
hanya itu, kendaraan dari arah Kampung Melayu yang melalui Jl Otista
Raya, banyak terjebak di Jl Otista III dan terpaksa memutar arah, untuk
mencari jalan alternatif di kawasan tersebut. Selain itu, kondisi
tersebut diperparah dengan banyaknya kendaraan milik warga yang sengaja
diparkir di pinggir jalan. Kondisi itu membuat jalan menjadi sempit dan
sulit dilintasi kendaraan.
“Banyak kendaraan terjebak di Jl
Otista III, sehingga memicu terjadinya kemacetan lalu lintas. Padahal
sudah ada rambu larangan dan ada petugas yang mengatur lalu lintas untuk
mengarahkan pengendara,” ujar Ade (25), warga RT 05/04, Senin (12/5).
Lurah
Cipinang Cempedak, Ali Mansyur Siregar, mengatakan, pihaknya sudah
memberikan surat edaran dua kali pada warga, yakni pada Rabu (7/5) dan
Jumat (9/5). Surat berisi soal larangan parkir di pinggir jalan
alternatif yang akan dilintasi kendaraan umum. Namun warga sepertinya
tak menghiraukan himbauan tersebut.
“Alasannya mereka
bingung mau parkir dimana lagi, ya terpaksa di pinggir jalan. Karena ada
yang punya garasi tapi kendaraannya lebih dari satu. Ada juga tak punya
garasi, sehingga kendaraan diparkir di pinggir jalan,” ujar Ali Mansyur
Siregar.
Sebagai solusinya, kata Ali, pihaknya akan
memanfaatkan badan Jl Otista III yang ditutup untuk parkir kendaraan
milik warga. Itupun hanya terbatas dan khusus bagi kendaraan warga yang
parkir di jalan alternatif. Hal ini untuk mengurangi kemacetan lalin di
jalan jalan alternatif di kawasan tersebut.
Kepala Sudin Perhubungan Jakarta Timur, Benhard Hutajulu, mengatakan, pihaknya
sudah memprediksi kemacetan tersebut. Apalagi, pada hari pertama masuk
kerja, banyak yang belum mengetahui adanya pengalihan lalin. Bahkan,
kemungkinan kemacetan ini akan terjadi pada hari kedua dan ketiga,
karena pengendara masih banyak yang belum tahu. Walau sebenarnya
sosialisasi akan penutupan jalan sudah dilakukan jauh sebelumnya.
“Upaya
kita adalah, dengan menambah kekuatan personil di lapangan. Kalau
sekarang ada sekitar 10 anggota, kemungkinan akan ditambah menjadi 15
atau 20, untuk mengatur arus lalu lintas,” ujar Benhard.