
Ratusan orang berbondong-bondong mengikuti operasi katarak, bibir sumbing, donor darah hingga sunatan massal yang digelar jajaran Polda Metro Jaya. Warga gembira mengikuti acara bakti sosial itu.
Bakti sosial diselenggaralan dalam rangka tradisi pembinaan Bhayangkara ke-68. "Selaras dengan tema pembinaan tradisi Bhayangkara , Polda Metro Jaya memanfaatkan momentum ini dengan menyelenggarakan kegiatan sosial bagi masyarakat yang kurang mampu," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Dwi Priyatno dalam sambutannya di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (20/6/2014).
Kapolda menambahkan, kegiatan ini juga dilakukan untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa polisi tidak hanya melakukan tindakan represif, tetapi juga memberikan pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat.
"Sebagai pelindung dan pengayom masyarakat, maka hari ini kita lakukan kegiatan bakti sosial untuk membantu pemerintah dalam rangka membantu masyarakat yang tidak mampu," paparnya.
Sementara itu, Kepala Biddokes Polda Metro Jaya Kombes Pol Musyafak mengungkapkan rangkaian acara bakti sosial ini meliputi operasi katarak, operasi bibir sumbing, sunatan, donor darah dan pemberian kaca mata minus bagi anak-anak SD yang mengalami gangguan penglihatan.
"Kegiatan ini persiapannya dilakukan sejak Senin, 16 Juni 2014, kemudian telah dilakukan screening juga untuk pasien katarak dan bibir sumbing dengan melakukan cek fisik, tekanan darah, rekam jantung dan pemeriksaan mata," papar Musyafak.
Kegiatan digelar dua hari hingga Sabtu 21 Juni 2014. Acara ini diikuti oleh 200 orang pasien penderita katarak, 29 pasien bibir sumbing, 200 pasien sunatan, 300 pendonor darah dan pemberian 500 set kacamata bagi anak-anak SD.
"Untuk penderita bibir sumbing, 20 orang dioperasi di Biddokes Polda Metro Jaya dan sisanya 9 orang dilakukan di RS Mulias Sari mengingat ada kelainan dan ada pasien bayi yang memerlukan bius total," jelasnya.
Kegiatan ini didukug oleh 147 tanaga medis, di antaranya 8 orang dokter spesialis mata, 2 orang dokter spesialis bedah plastik, 2 orang dokter bedah umum, dokter anastesi, 50 paramedis dari Dinas Kesehatan, Polda Metro Jaya dan TNI serta PMI
Putera Jasik (7,5), murid SD 21 Jakarta yang mengikuti kegiatan sunat massal mengaku senang dengan adanya kegiatan ini.
"Senang. Rasanya sakit dikit," kata Jasik usai disunat.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Purnawirawan (35), warga Pejompongan, Jakpus. Tukang ojek ini merasa terbantu karena anaknya bisa disunat secara gratis.
"Alhamdulilah, gratis. Senang ada kegiatan seperti ini, jadi saya tidak perlu bawa anak ke dokter untuk disunat," kata Purnawirawan.
Siti Juariah, selaku Ketua Kelompok Kerja dari Kelurahan Johar Baru, Jakarta Pusat, membawa 2 orang warganya yang menderita katarak, serta 4 anak yang mengikuti sunatan massal. Juariah mengatakan, warganya mengetahui adanya kegiatan baksos ini berkat pemberitahuan dari Binmas di lingkungannya.
"Warga sangat antusias ya dengan kegiatan ini. Sebenarnya di kelurahan saya banyak yang mau ikut, tetapi karena terbatas, sehingga hanya 2 orang yang bisa ikut," ujar Juhariah.
Ia berharap, kegiatan serupa tahun depan bisa menambah kuota pasien dari lingkungannya.