
NTMC - Kapolsek Plakat Tinggi Musi Banyuasin (Muba), Iptu Elyas Ekorau, diputus bebas tugas dari profesinya selama satu tahun sebagai anggota Polri. Itu merupakan putusan ketua komisi Sidang Kode Etik Profesi Polri di Gedung Catur Sakti Mapolda Sumsel, Kamis (30/10/2014).
Dikatakan Ketua Komisi sidang, AKBP M Marmin, Elyas sudah mengakui kelalaianya dalam menjalan tugas sebagai Kapolsek Plakat Tinggi.
Ia juga sudah mengutarakan permintaan maaf kepada masyarakat dan instansi Polri atas kelalaian yang sudah ia lakukan.
"Ia dilaporkan ke Propam Polda Sumsel karena sudah salah tangkap terhadap salah satu warga di Plakat Tinggi Muba. Warga tersebut tidak terima ditahan di polsek tempat Elyas bertugas karena merasa tidak bersalah," kata Marmin.
Dikatakan Marmin, ini merupakan sidang kode etik yang pertama dijalani oleh Elyas. Dalam agenda sidang perdana ini, Elyas mendengarkan tuntutan dari penuntut, mendengarkan keterangan saksi, memberikan keterangan, hingga akhirnya dijatuhi vonis.
Atas vonis ini, lanjut Marmin, Elyas masih pikir-pikir. Ia memiliki waktu tiga hari untuk memberikan respon atas putusan ketua komisi.
Selama menjalani sidang kode etik, Elyas terlihat santai. Usai sidang, ia terlihat sesekali tersenyum sembari duduk di kursi plastik yang ada di luar Gedung Catur Sakti. Ia sidang dengan masih mengenakan seragam dinasnya.
Elyas dilaporkan oleh seorang warga bernama Darwin karena sudah menangkap salah satu saudara Darwin atas tuduhan pencurian buah kelapa sawit.
"Ia dilaporkan ke Propam Polda Sumsel karena sudah salah tangkap terhadap salah satu warga di Plakat Tinggi Muba. Warga tersebut tidak terima ditahan di polsek tempat Elyas bertugas karena merasa tidak bersalah," kata Marmin.
Dikatakan Marmin, ini merupakan sidang kode etik yang pertama dijalani oleh Elyas. Dalam agenda sidang perdana ini, Elyas mendengarkan tuntutan dari penuntut, mendengarkan keterangan saksi, memberikan keterangan, hingga akhirnya dijatuhi vonis.
Atas vonis ini, lanjut Marmin, Elyas masih pikir-pikir. Ia memiliki waktu tiga hari untuk memberikan respon atas putusan ketua komisi.
Selama menjalani sidang kode etik, Elyas terlihat santai. Usai sidang, ia terlihat sesekali tersenyum sembari duduk di kursi plastik yang ada di luar Gedung Catur Sakti. Ia sidang dengan masih mengenakan seragam dinasnya.
Elyas dilaporkan oleh seorang warga bernama Darwin karena sudah menangkap salah satu saudara Darwin atas tuduhan pencurian buah kelapa sawit.