Kapolda Jatim Irjen Pol Anas Yusuf hingga saat ini mengaku belum menerima surat resmi dari Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Indonesia terkait dikeluarkannya security warning bagi warga AS yang ada di Kota Surabaya.
Meskipun belum menerima pemberitahuan resmi, Kapolda Jatim tetap melakukan langkah antisipasi, seperti menempatkan personel di sejumlah objek vital yang biasa dikunjungi warga AS di Surabaya dan Jawa Timur.
“Saya sudah mengantisipasi dengan menempatkan personel dan deteksi dini terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya travel warning itu. Kita berikan pelayanan yang terbaik lah,” ujar Kapolda Jatim kepada wartawan di Posko Disaster Victim Identification (DVI) Mapolda Jatim yang sudah sepekan dijadikan tempat penanganan para korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ-8501, Minggu (4/1) malam.
Irjen Pol Anas menjelaskan, kebijakan dari Kedubes AS itu tidak ada kaitannya dengan hilangnya pesawat AirAsia QZ-8501.
Namun,Kapolda juga mengaku tidak tahu maksud dan alasan dikeluarkan kebijakan dari Kedubes AS itu.
“Polda Jatim juga belum akan memberlakukan status siaga satu untuk keamanan di Jatim maupun Surabaya.
Seperti yang saya katakan tadi, saya belum menerima official letter. Saya enggak tahu persoalannya, tapi yang jelas tidak ada kaitannya dengan AirAsia,” tandas Kapolda.
Sebagaimana dilansir melalui laman situs resminya, Sabtu (3/1), Kedubes AS telah memperingatkan keamanan bagi warganya di Surabaya.
Kedubes AS menyadari adanya potensi ancaman terkait hotel-hotel dan bank-bank AS di Surabaya sehingga merekomendasikan peningkatan kewaspadaan dan kehati-hatian saat mengunjungi fasilitas yang berafiliasi dengan AS.
Walau tidak ada rincian secara detail dalam pernyataan Kedubes AS, pihak kedutaan menyarankan semua warga negara AS yang berada di Surabaya maupun di luar Surabaya untuk mendaftarkan nomor ponsel mereka ke 99388 sehingga bisa mendapatkan peringatan dini dari Kedubes soal adanya ancaman keamanan.