Selasa, Februari 21/2012-15.51 WIB
Jakarta-Tahun ini pemerintah akan mengembangkan jaringan rel ganda ruas Semarang-Bojonegero dengan biaya tambahan Rp2,1 triliun dari anggaran yang dikucurkan Rp3,11 triliun.
“Kalau hanya mengandalkan anggaran yang ada (Rp3,11 triliun) tidak mencukupi, karena ruas Semarang-Bojonegoro sepanjang 180 kilo meter dikerjakan dari nol. Artinya, mulai dari pembebasan lahan hingga konstruksi,” ujar Direktur Jenderal PT KA Kemenhub, Tundjung Inderawan.
Proyek bagian dari pengembangan rel ganda lintas utara dari Jakarta-Surabaya sepanjang 723 km itu ditargetkan seluruh lintasan rampung pada 2013 dengan total anggaran Rp.9,98 triliun. Selanjutnya, rel bisa dioperasikan untuk penumpang dan angkutan logistik (barang).
Angkutan barang atau petikemas yang biasanya menggunakan jalan raya nantinya akan beralih ke angkutan Kereta Api. Dengan KA, bukan hanya kecepatannya, tapi juga costnya lebih murah. Selama ini lintas utara Jawa memang menjadi jalur favorit, ketimbang selatan.
“Pengerjaannya juga lebih mudah dibanding lintas selatan yang banyak bukit, tebing dan sungai,” lanjut Tundjung.
Melalui proyek itu, daya pacu kereta akan menjadi lebih cepat dan lancar karena tidak lagi terganggu oleh kereta yang lain. Bahkan pihak PT KAI berjanji akan mengoperasikan kereta barang dengan masa tempuh hanya 22 jam.
“Upaya ini jelas lebih efisien ketimbang menggunakan truk yang memakan waktu 2-3 hari. Di samping akan mengurangi kepadatan jalur Pantura dan mengurangi kerusakan jalan raya yang dilalui angkutan berat,” lanjut Tundjung.
Selain itu, frekuensi perjalanan KA pun akan naik 90 persen atau hampir dua kali lipat. Pada saat ini angkutan KA ke Jawa berkontribusi 60 persen dari total angka ini di luar kereta rel listrik (KRL) Jabodetabek yang mencatat pergerakan 400 kereta api setiap harinya.
Pembangunan double track Jakarta-Surabaya ini terbagi dalam empat satuan kerja (Satker), yakni pertama Satker lintas Brebes-Cirebon. Dana yang dianggarkan untuk lintas ini Rp661,13 miliar pada tahun ini. Satker kedua yakni Satker Pekalongan-Semarang Rp745,23 miliar, Satker Semarang Tawang-Bojonegoro Rp1,07 triliun dan Satker Bojonegoro-Surabaya Pasarturi Rp636,49 miliar.