Jembatan Waybesay di Jalinsum Butuh Perbaikan

11:01

Lampung-Sejumlah warga Waykanan, Lampung, menilai perbaikan jembatan Waybesay di jalan lintas Sumatera (Jalinsum) perlu perbaikan serius mengingat kondisi kerusakannya cukup parah.

"Selain lempengan besi sudah mengelupas, kondisi jembatan yang berada di Kampung Banjarmasin, Kecamatan Baradatu tersebut, sudah miring ke kiri jika dilihat dari arah menuju Kota Bandarlampung," kata warga Waykanan, Zubir RC, di Baradatu, Waykanan, Jumat.

Sementara itu, batubara yang berserakan di sekitar jembatan akibat tergulingnya kendaraan pengangkut batu bara sejak Jumat (16/3) hingga sekarang belum dibersihkan.

Zubir mengatakan, melihat kondisi tersebut perbaikan harus segera dilakukan pihak yang berkompeten.
“Suara keras yang dihasilkan dari lempengan besi di atas jembatan yang berbenturan saat dilewati kendaraan cukup mengganggu warga di sekitar jembatan terutama pada malam hari,” tambahnya.

"Beberapa waktu lalu setelah sejumlah media mempublikasikan kerusakan jembatan tersebut, memang ada perbaikan, namun sepertinya tidak serius karena suara cukup keras dari lempengan besi jembatan yang renggang ketika dilintasi kendaraan masih terdengar," kata dia lagi.

Jembatan Waybesay berada di Kampung Banjarmasin, Kecamatan Baradatu dan merupakan penghubung Jalinsum yang vital bagi lalu lintas ekonomi dan sektor lain di Sumatera. Pada Jumat (16/3), sebuah truk bermuatan batubara terguling di depan jembatan Waybesay karena menabrak pembatas jembatan.

Selain perbaikan jembatan, kata Wachid, warga lainnya, hal yang harus dilakukan oleh pihak-pihak berkompeten adalah mengatur lalu lintas kendaraan di jembatan tersebut dan memberi sanksi pada truk yang kelebihan muatan.

"Ada peringatan di depan jembatan, maksimal 30 ton untuk melewatinya, tetapi seringkali kendaraan bermuatan penuh melintasinya tidak bergantian, sehingga over kapasitas," kata dia.

Beberapa waktu lalu jembatan Waybesay juga rusak parah setelah tiang pangkalnya ditabrak tronton bermuatan 30 ton batubara, katanya.

Kerusakan tersebut membuat pemerintah daerah setempat beserta kepolisian daerah itu mengambil keputusan kendaraan roda empat tidak bisa melewatinya akibat kondisi jembatan semakin melengkung turun.

Sehingga solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut sambil menunggu perbaikan jembatan yang menghabiskan dana Rp40 juta yang bersumber dari APBN adalah menggunakan jalan alternatif yang waktu tempuhnya memakan waktu hampir empat jam untuk menuju Jalinsum lain yang bisa dilewati.

Akibatnya sejumlah perusahaan harus merogoh kocek cukup dalam karena kendaraan pengangkut barang mereka harus melewati jalur alternatif untuk memasok barang ke Bandarlampung atau Sumatera Selatan.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »