Bandung-Kemacetan yang belum bisa dipecahkan selama arus mudik berlangsung memiliki beberapa penyebab yang berdiri terpisah. Inilah analisis Kementerian Pekerjaan Umum atas persoalan kemacetan selama arus mudik.
Hal itu diungkapkan Winarno, Direktur Pelaksana Bina Wilayah II Direktorat Jenderal Bina Marga, dalam rapat koordinasi arus mudik lebaran, di Bandung, Kamis (10/5/2012). Dia menunjukkan beberapa analisis mengenai penyebab kemacetan berdasarkan analisanya.
Beberapa di antara penyebab itu seperti pemanfaatan bagian jalan tidak seperti seharusnya, kendaraan dengan beban melampaui ketentuan, minimnya rambu jalan, posisi bangunan terlalu dekat dengan jalan arteri, maupun hingga budaya berkendara.
"Selain itu ada beberapa kendala terkait infrastruktur seperti sosialisasi penggunaan Jalan Lingkar Nagreg, maupun rusaknya jalur Sadang-Cikamurang yang kerap dipakai sebagai jalur alternatif," ujar Winarno.
Hal serupa juga diungkapkan Ahmadi Kepala Subdirektorat Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. Penggunaan badan jalan untuk ngetem hingga pasar tumpah menyebabkan penyempitan badan jalan dan berujung pada kemacetan lalu lintas.
Kepala Bidang Manajemen Operasional dan Rekayasa Korps Lalu Lintas Mabes Polri, Komisaris Besar Gatot Subroto, menjelaskan bahwa kemacetan kian kronis karena tidak ada pertambahan angkutan massal.
"Sebaliknya, jumlah kendaraan pribadi seperti roda empat dan roda dua terus meningkat," katanya.
Pernyataan Gatot didasarkan atas hasil survei yang mereka lakukan pada 18-24 Maret 2012. Survei tersebut juga mengungkapkan titik yang bermasalah seperti Kilometer 8+400 jalur tol Jakarta Cikampek maupun Pasar Cikampek.