Rabu, 6 Juni 2012 02:01:48 WIB
MERAK– Menejemen PT. Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP)
Indonesia Ferry Cabang Utama Merak menjamin tidak ada lagi pungutan liar
(pungli) dan akan menindak tegas pegawainya yang terbukti melakukan praktek
pungutan liar (pungli). Tindakan tegas yang dilakukan bisa berupa pemecatan
terhadap pekerja bersangkutan.
“Kita tidak mentolerir pungli. Apabila ada pegawai kami yang
terlibat akan mendapat sanksi dan bisa berupa pemecatan,” tegas Direktur Usaha,
Prasetyo Bakti Utomo kepada sejumlah wartawan di kantor PT ASDP Indonesia Ferry
Cabang Merak.
Jika pelaku bukan karyawan PT ASDP, Prasetyo mengatakan akan
menyerahkan kepada pimpinan BKO (bawah kendali operasi). Menurut Prasetyo,
pasukan BKO yang ada di Pelabuhan Meran berasal dari Brimoda Banten, POM serta
TNI.
“Kita akan serahkan kepada pimpinannya masing-masing agar
ditindak tegas,” ujar Prasetyo yang juga didampingi Secretary Corporeted,
Christine Hutabarat.
Prasetyo menegaskan di Pelabuhan Merak sebetulnya tidak ada
jalur tembak, yang ada adalah jalur khusus bus dan kendaraan kecil serta
kendaraan pengangkut bahan pangan pokok. “Tidak ada jalur tembak, jika
ditemukan adanya pungli segera laporkan kepada petugas,” tegas Prasetyo.
Terkait perbaikan Dermaga 2, Prasetyo mengatakan itu
dilakukan untuk persiapan menghadapi libur sekolah dan lebaran. “Semuanya kita
persiapkan sejak dini agar pada waktunya, kita tidak lagi dihadapi persoalan
antrian pada kedua liburan tersebut,” tutur Prasetyo.
Berdasarkan pantauan Pos Kota, Pelabuhan Merak kembali
dipadati truk. Antrian kendaraan disebabkan cuaca buruk yang terjadi di
perairan Selat Sunda. Antrian kendaraan angkutan barang yang akan menyeberang
ke Bakauheuni ini sempat mengular di jalur Cikuasa Atas. Berdasarkan data, PT
ASDP Indonesia Ferry Cabang Merak, mengoperasikan 23 kapal roll on roll off
(roro).