PASARMINGGU - Calon penumpang
angkutan umum di sejulah ruas jalan utama dan protokol di Jakarta Selatan
menilai pemkot setempat tutup mata dengan kerusakan sejumlah sarana dan
prasarana halte yang ada. Bahkan, kerusakan sudah berlangsung sejak akhir tahun
2011 tapi tak pernah diperbaiki.
“Jangankan ada pengantian halte untuk perbaikan saja sama
sekali tak ada sehingga calon penumpang tak bisa memanfaatkan atau memakai
sarana tersebut,” kata Ny. Imam, warga Tanjung Barat, Jagakarsa.
Menurut dia, sebetulnya penangganan dan perbaikan halte itu
sendiri dapat dilakukan dengan dana yang tak perlu besar. Oleh karena itu,
sangat disayangkan kalau rusaknya halte kecil jika dibiarkan tentunya akan
merembet dan lebih parah lagi.
Kondisi kerusakan halte tak hanya di satu jalan saja tapi
ada sejumlah halte yang kini malah tak berfungsi dengan baik. Bahkan banyak
yang gunakan untuk lapak pedagang Kaki - 5 yang menggunakan gerobak dorong.
Tidak adanya tanggung jawab atau pengawasan jajaran Sudin Perhubungan setempat
membuat kondisi halte yang ada terkesan terbengkalai.
Heru, warga Cilandak, menilai perbaikan halte yang
dijanjikan hanya sebatas omong doang (omdo). “Lebih parah lagi halte di Jalan
Raya Ragunan, Pasar Minggu hampir seluruh atap hilang sehingga saat hujan atau
terik matahari tak bisa dipakai berteduh,” imbuhnya.
Walikota Jaksel Anas Efendi didampingi Kasudin Perhubungan
Nurhayati, mengatakan untuk perbaikan total memang belum ada anggaran karena
baru masuk dalam pengajuan tahun 2012 ini. “Jika nanti sudah ada tentunya akan
secepatnya diperbaiki,” tuturnya.
Ditambahkannya, untuk pendataan dan pengecekan ke lapangan
memang dia sudah meminta instansi terkait khususnya Sudin Perhubungan Jaksel
untuk mendata ulang halte mana yang rusak dan dipakai sejumlah pedagang Kaki-5.