BMKG Ungkap Penyebab Jakarta Berkabut
Ini disebabkan karena adanya emisi gas buang kendaraan yang tinggi.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika merekam bahwa kondisi ini bukan disebabkan karena kabut, tapi karena cuaca kabur.
Seperti disampaikan Kepada Bidang Informasi BMKG, Hadi Widiatmoko, cuaca kabur ini terjadi karena ada infersi di lapisan atas sungsangan suhu.
"Jadi sebetulnya bukan kabut, yang kita lihat sekarang ini istilahnya cuaca kabur," kata Widiatmoko
Menurutnya, saat terjadi cuaca kabur, pada lapisan tertentu, suhu udara akan naik dan dampaknya dapat menahan transportasi udara dari bawah ke atas permukaan.
"Pada daerah urban disebabkan karena adanya emisi gas buang kendaraan yang tinggi bercampur dengan uap air dan membentuk smog," katanya.
Ditambahkan Widiatmoko, emisi gas buang yang bercampur dengan udara itu membentuk parikel kering berupa gas. Tapi kondisi ini memang mengurangi jarak pandang. Berbeda dengan embun yang memiliki kandungan air, dan bila terkena kulit akan terasa basah.
Karena itu, selain harus mewaspadai jarak pandang, pengguna jalan diminta membatasi kecepatan, dan menjaga jarak dengan kendaraan lain. Sebab kondisi ini kerap menjadi pemicu kecelakaan.
Petugas TMC mengingatkan agar warga berhati-hati. Namun kondisi ini disebutkan hanya terjadi di sekitar Jakarta Selatan dan Pusat.