Sebuah mobil pick up menjadi korban setelah awalnya dipepet oleh pelaku yang berjumlah empat orang. Acep, 20, sopir mobil Mitsubishi Pickup Z 8470 DM mengalami kejadian tersebut.
Saat kejadian itu, dia tengah mengendarai mobil pick up-nya dari Rawa Bebek menuju Jl. Gunung Sahari, Jakarta Pusat usai mengantarkan kulit bahan pembuat jaket.
“Waktu mobil lagi jalan, tahu-tahu yang di dalam mobil derek teriak-teriak, kalau dari kolong mobil saya ada yang copot,” ujar Acep yang ditemui di pintu keluar gerbang Halim.
Mendengar teriakan dari salah seorang di dalam truk, dia langsung menghentikan mobilnya. Apalagi posisi mobil derek itu juga memepet mobil pick up itu agar segera menepi.
“Dia teriak-teriak gara-gara saya panik, makanya saya berhenti,” katanya.
Ketika mobil sudah terhenti, satu pria yang berkulit gelap langsung masuk ke kolong mobil. Sesaat setelah masuk, mobil yang dikendarai Acep tidak dapat menyala.
“Dia (pelaku) langsung mencopot kabel kuil mobil, setelah itu mobil tidak menyala,” ungkap Acep.
Saat itulah lanjut Acep, para pelaku langsung menyuruhnya agar mobil yang dikendarai korban untuk diderek. Hingga akhirnya para pelaku derek liar itu mendapatkan mangsanya. “Mobil saya sudah diderek, katanya mau dibawa ke tempatnya di daerah Cawang,” tutur Acep.
Namun secara bersamaan, petugas kepolisian dari unit Sabhara Baharkam Mabes Polri melintas diarah berlawanan dan berupaya mengejar pelaku balap liar. Kontan saja, para pelaku tak dapat memacu kendaarannya akibat kemacetan, langsung melarikan diri melepas mobil yang dikendarai Acep walaupun sebelumnya sempat memukul korban.
Kanit Dit Sabhara Baharkam Polri, Ipda Bambang Supriyanto, kejadian itu memang kerap terjadi di sepanjang jalan tol Cikampek. Derek liar itulah yang juga akan memeras para korban yang menjadi mangsanya. “Biasanya kalau sudah kena derek liar, korban diperas dengan nominal hingga Rp2 juta,” tutur Bambang.
Atas kejadian yang dialami korban, Acep mengucapkan banyak terima kasih kepada petugas kepolisian tersebut.
Namun ada sedikit keanehan yang dirasakan Piyan, mengapa bukan petugas Polisi Jalan Raya (PJR) yang semestinya membantu dirinya. “Kenapa bukan PJR yang melakukan patroli di jalan tol,” cetusnya.