Rest Area KM 97 Tol Cipularang, salah satu yang menjadi lokasi wisata
Misalnya rest area Km 88 jalur A (Jakarta–Bandung) dan B (Bandung–Jakarta) yang memiliki luas lahan 40 hektare akan menambah sejumlah fasilitas. Tidak hanya menitikberatkan pada SPBU, kafe, dan restoran, tempat ini juga akan didorong untuk membangun infrastruktur wisata bagi pengguna jalan.
Menurut Kepala Bagian Pemasaran Tempat Istirahat dan Pelayanan Rest Area Km 88, Budiman, orientasi rest area akan mengarah pada pembangunan tempat wisata. “Kami sedang mengembangkan perluasan pelayanankarena lahan di sini masih luas. Artinya memungkinkan dibangun fasilitas lain untuk menunjang pelayanan pengguna jalan tol.
Fasilitas rest area Km 88 paling utama adalah lahan parkir yang bisa menampung ratusan kendaraan dan digratiskan. Selain keberadaan SPBU 24 jam, juga ada toilet dan 60 unit kuliner di dalam pusat jajanan serba-ada (pujasera) ditambah lima restoran besar dan tempat ibadah. Khusus di jalur B, pengembangan wisata sudah mulai diwujudkan dengan menyediakan outlet khas Purwakarta, di antaranya keramik plered dan oleh-oleh seperti peuyeum bendul (tapai singkong khas Desa Bendul).
“Kami tetap mengedepankan potensi di sekitar rest area. Karena lokasinya berada di Kecamatan Sukatani, kekhasan kecamatan ini kami dorong. Salah satunya peuyeum bendul.
Pengunjung biasanya ramai datang saat weekend, apalagi di jalur A tidak ada lagi rest area setelah Km 88. Pengguna jalan baru menemukan kembali tempat istirahat di Km 147. Begitu jauhnya jarak kedua rest area ini, pengguna jalan lebih memilih lokasi yang kini dikelolanya.
Banyaknya pengunjung yang datang berpengaruh pada peningkatan omzet. Saat ramai perputaran uang bisa mencapai Rp200 juta per hari. Panjangnya jalan tol Jakarta-Bandung yang berjarak tempuh lebih dari 100 km memang menimbulkan persoalan tersendiri bagi pengendara maupun penumpang.
Kelelahan dan mengantuk menjadi hantu menakutkan bagi para pengemudi. Tak heran kelelahan atau rasa kantuk ini kerap menjadi penyebab kecelakaan lalu lintas, khususnya di sepanjang ruas tol Cipularang. Ruas tol Cipularang yang membentang dari perbatasan Purwakarta dengan Karawang hingga Padalarang Barat menempuh medan yang sungguh berbeda dengan ruas tol lain. Jalur ini harus membelah pegunungan yang banyak terdapat antara Purwakarta-Bandung Barat. Risikonya konstruksi jalan harus menyesuaikan dengan keadaan alam.
Tanjakan dan turunan panjang serta tikungan tajam menjadi hambatan tersendiri bagi para pengemudi baik di jalur A maupun B. Perlu konsentrasi tinggi untuk melintasi jalan tol ini karena sedikit saja lengah, maut mengancam. Kasus tabrak belakang bukan lagi sesuatu yang luar biasa,hampir setiap hari selalu terjadi.
Sebelum masuk Cipularang, pengemudi dari Jakarta harus menaklukkan dulu jalan tol Cikampek yang memiliki panjang kurang lebih 66 km. Sejak Km 0, pengemudi harus menginjak pedal gas tanpa henti. Kondisi pengemudi seperti itu dan medan jalan yang cukup berbahaya membuat keberadaan rest area menjadi sangat penting. Maka itu, PT Jasa Marga selaku pengelola jalan tol harus merespons kebutuhan tersebut sehingga di sepanjang tol Cipularang sejak Km 68 hingga Padalarang Barat terdapat tiga rest area, yakni Km 72 jalur A, Km 88 jalur A dan B, serta Km 97 jalur B.