Lampung - Intensitas anak gunung Krakatau mulai aktif dalam satu pekan terakhir. Gunung api yang berada di perairan Selat Sunda ini kembali mulai memuntahkan material debu dan bebatuan sehingga warga pesisir pantai harus menggunakan masker karena debu hitam dari Gunung Anak Krakatau. Hal ini juga dikatakan Andy, Petugas Pemantau Gunung Anak Krakatau (GAK) di Lampung Selatan, Senin (3/9).
Menurutnya, salah satu gunung api teraktif di Indonesia tersebut mulai menunjukan aktivitasnya sejak Selasa (28/8) lalu dengan status waspada. Dan aktivitasnya terus mengalami peningkatan. “Aktivitasnya mulai terlihat sedikit mengeliat. GAK menyemburkan debu dan bebatuan serta mengeluarkan pijaran,” ungkapnya.
Ditambahkan, aktivitas GAK saat ini cukup ekstrim. Sampai saat ini, ungkapnya, GAK masih terus aktif mengeluarkan material debunya.
Data terkini dari BMKG Lampung, Gunung Anak Krakatau masih dalam status waspada. Belum ada peningkatan yang signifikan hingga sore. Memang untuk angin masih mengarah ke Lampung, sehingga membuat abu vulkanik masih bertebaran. “Tidak perlu panik dan khawatir akan kejadian ini, jangan disikapi terlalu berlebihan yang bisa menyebabkan kekhawatiran, seperi waktu isu tsunami dahulu. Sebab statusnya kan masih waspada,” ujar Andy.
Masyarakat, lanjutnya, hendaknya bisa mencari informasi yang akurat melalui media. Jangan mudah percaya dengan isu. “Kami sendiri terus memantau perkembangan aktivitas gunung anak Krakatau. Bila ada peningkatan pasti akan kami informasikan melalui media massa,” tutupnya.
Meningkatnya aktivitas anak gunung Krakatau di perairan selat Sunda dalam beberapa hari terakhir telah mengakibatkan gelombang laut di sekitarnya cukup tinggi. Gelombang laut sempat mencapai ketinggian sekitar 2,5 meter hingga 3 meter.
Heru Purwanto, Manajer Operasional PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) cabang Bakauheni mengatakan, gelombang laut akibat aktivitas GAK cukup tinggi. “gelombang laut dalam beberapa hari terakhir cukup tinggi,” tandasnya.
Tingginya gelombang laut saat ini, memang belum mengganggu pelayaran. ‘’Tapi kita tetap waspada terhadap aktivitas GAK,’’ujar Heru.
Sementara itu tampak terlihat warga Lampung Selatan banyak yang menggunakan masker karena debu tersebut.
Menurutnya, salah satu gunung api teraktif di Indonesia tersebut mulai menunjukan aktivitasnya sejak Selasa (28/8) lalu dengan status waspada. Dan aktivitasnya terus mengalami peningkatan. “Aktivitasnya mulai terlihat sedikit mengeliat. GAK menyemburkan debu dan bebatuan serta mengeluarkan pijaran,” ungkapnya.
Ditambahkan, aktivitas GAK saat ini cukup ekstrim. Sampai saat ini, ungkapnya, GAK masih terus aktif mengeluarkan material debunya.
Data terkini dari BMKG Lampung, Gunung Anak Krakatau masih dalam status waspada. Belum ada peningkatan yang signifikan hingga sore. Memang untuk angin masih mengarah ke Lampung, sehingga membuat abu vulkanik masih bertebaran. “Tidak perlu panik dan khawatir akan kejadian ini, jangan disikapi terlalu berlebihan yang bisa menyebabkan kekhawatiran, seperi waktu isu tsunami dahulu. Sebab statusnya kan masih waspada,” ujar Andy.
Masyarakat, lanjutnya, hendaknya bisa mencari informasi yang akurat melalui media. Jangan mudah percaya dengan isu. “Kami sendiri terus memantau perkembangan aktivitas gunung anak Krakatau. Bila ada peningkatan pasti akan kami informasikan melalui media massa,” tutupnya.
Meningkatnya aktivitas anak gunung Krakatau di perairan selat Sunda dalam beberapa hari terakhir telah mengakibatkan gelombang laut di sekitarnya cukup tinggi. Gelombang laut sempat mencapai ketinggian sekitar 2,5 meter hingga 3 meter.
Heru Purwanto, Manajer Operasional PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) cabang Bakauheni mengatakan, gelombang laut akibat aktivitas GAK cukup tinggi. “gelombang laut dalam beberapa hari terakhir cukup tinggi,” tandasnya.
Tingginya gelombang laut saat ini, memang belum mengganggu pelayaran. ‘’Tapi kita tetap waspada terhadap aktivitas GAK,’’ujar Heru.
Sementara itu tampak terlihat warga Lampung Selatan banyak yang menggunakan masker karena debu tersebut.