Jakarta-Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Australia telah menandatangani nota kesepahaman untuk melanjutkan menjalin kerja sama di sektor transportasi.
Kerja sama ini penting untuk membuat sistem transportasi menjadi aman dan efisien karena transportasi merupakan prasyarat utama pertumbuhan ekonomi dan pembangunan.
Nota Kesepahaman transportasi tersebut menghadirkan mekanisme formal untuk menerapkan langkah-langkah yang akan dijalankan antara kedua negara tersebut, sehingga membuat aman kawasan udara, darat, dan air. Sebelumnya, langkah-langkah telah disepakati pada September lalu di bawah Paket Bantuan Keselamatan Transportasi Indonesia (ITSAP).
Langkah-langkah tersebut mencakup, antara lain seperti pertukaran perwira Badan SAR Nasional (Basarnas) dengan Australian Maritime Safety Authority (AMSA), peningkatan informasi pelacakan kapal, peningkatan komunikasi satelit maritim, latihan pencarian dan penyelamatan (SAR) tambahan, dan diskusi SAR secara teratur.
Kerja sama ini dilakukan pertama kali pada tahun 1995 dan hingga sekarang telah melakukan pelatihan untuk lebih dari 1.000 pakar Indonesia dalam penyelidikan keselamatan, kendali pelabuhan sistem maritim, pengembangan Standar Kapal Non-Konvensi (NCVS), pengembangan seperangkat operasi penerbangan wilayah pegunungan tropis antara lembaga-lembaga keselamatan penerbangan Indonesia.
Perjanjian tersebut ditandatangani oleh Menteri Perhubungan Evert Erenst Mangindaan dan Menteri Infrastruktur dan Transportasi Australia Anthony Albanese dan memperkuat kerja sama untuk lima tahun kedepan dan diharapkan mampu meningkatkan keselamatan dan keamanan transportasi sesuai dengan standard internasional transportasi.
Kerja sama ini penting untuk membuat sistem transportasi menjadi aman dan efisien karena transportasi merupakan prasyarat utama pertumbuhan ekonomi dan pembangunan.
Nota Kesepahaman transportasi tersebut menghadirkan mekanisme formal untuk menerapkan langkah-langkah yang akan dijalankan antara kedua negara tersebut, sehingga membuat aman kawasan udara, darat, dan air. Sebelumnya, langkah-langkah telah disepakati pada September lalu di bawah Paket Bantuan Keselamatan Transportasi Indonesia (ITSAP).
Langkah-langkah tersebut mencakup, antara lain seperti pertukaran perwira Badan SAR Nasional (Basarnas) dengan Australian Maritime Safety Authority (AMSA), peningkatan informasi pelacakan kapal, peningkatan komunikasi satelit maritim, latihan pencarian dan penyelamatan (SAR) tambahan, dan diskusi SAR secara teratur.
Kerja sama ini dilakukan pertama kali pada tahun 1995 dan hingga sekarang telah melakukan pelatihan untuk lebih dari 1.000 pakar Indonesia dalam penyelidikan keselamatan, kendali pelabuhan sistem maritim, pengembangan Standar Kapal Non-Konvensi (NCVS), pengembangan seperangkat operasi penerbangan wilayah pegunungan tropis antara lembaga-lembaga keselamatan penerbangan Indonesia.
Perjanjian tersebut ditandatangani oleh Menteri Perhubungan Evert Erenst Mangindaan dan Menteri Infrastruktur dan Transportasi Australia Anthony Albanese dan memperkuat kerja sama untuk lima tahun kedepan dan diharapkan mampu meningkatkan keselamatan dan keamanan transportasi sesuai dengan standard internasional transportasi.