JAKARTA, --- Sebagai salah satu kota besar di Indonesia, Jakarta
sudah lama menghadapi permasalahan kemacetan seperti yang dialami kota-kota
besar lain di dunia. Bahkan saking parahnya, kemacetan mulai meluas hingga ke
sejumlah jalan-jalan protokol yang ada.
Melihat
persoalan ini, pengamat transportasi perkotaan Azas Tigor Nainggolan mengaku
tidak heran jika beban biaya hidup masyarakat semakin bertambah.
Hal ini dipicu biaya transportasi yang meningkat Semisal angkutan umum yang sehari-hari dapat melintas 8 kali pulang pergi, menjadi hanya 5 kali, belum lagi jumlah penggunaan bahan bakar, juga pasti meningkat.
Hal ini dipicu biaya transportasi yang meningkat Semisal angkutan umum yang sehari-hari dapat melintas 8 kali pulang pergi, menjadi hanya 5 kali, belum lagi jumlah penggunaan bahan bakar, juga pasti meningkat.
Untuk
menghadapi persoalan ini, dinilai tidak ada salahnya Pemerintah DKI Jakarta
belajar dari langkah yang dilakukan di sejumlah kota-kota di Jerman. “Disana
sudah diberlakukan kendaraan-kendaraan harus menggunakan stiker. Nah
stiker-stiker ini memperlihatkan sejauh mana emisi gas buang dari kendaraan
tersebut”.
Pemerintah
di sejumlah kota di Jerman, membagi stiker tersebut dalam tiga bagian.
Masing-masing berwarna Merah, Kuning dan Hijau. “Kalau kendaraan tersebut
menggunakan stiker merah, berarti emisi gas buangnya sangat jelek dan karena
dapat merusak lingkungan. Nah kendaraan seperti ini benar-benar sangat dibatasi
ruang geraknya,” katanya.
Sementara
jika berstiker kuning, kendaraan tersebut menurut Tigor hanya dapat beroperasi
di pinggir atau hanya di beberapa bagian di jalan-jalan di tengah kota. “Tapi
kalau berstiker hijau, kendaraan ini dapat melintasi semua jalan-jalan yang
ada,” katanya.
Menariknya,
usulan penggunaan stiker tidak hanya bermanfaat mengatasi kemacetan. Karena
banyak kendaraan yang beroperasi di Jakarta atau pun di kota-kota besar di
Indonesia, memiliki emisi gas buang yang jelek. Sehingga dengan penggunaan
stiker, ruang geraknya sangat terbatasi. “Selain itu penggunaan stiker ini juga
sekaligus bermanfaat menjaga lingkungan,” katanya.
Karena itu
pria yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ), yakin model stiker cukup efektif
diberlakukan.