Bogor - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ahmad Heryawan (Aher) mengaku sulit untuk mengatasi kemacetan di Puncak. Solusi melebarkan jalur Puncak tidak memungkinkan karena selain biaya yang dikeluarkan cukup besar juga akan berbenturan dengan masyarakat yang tinggal di sepanjang tepi jalan Raya Puncak.
"Melebarkan jalur Puncak tidak memungkinkan, dan sulit dilakukan," ujar Ahmad Heryawan saat meninjau kemacetan di jalur Puncak, di pos II Bandung, Gadog, Kabupaten Bogor, Minggu (30/12) sore.
Dia mengatakan, solusi permasalahan kemacetan di jalur Puncak yang ada saat ini hanya terletak pada pengaturan lalu lintas saja. "Di jalur saat ini, kita hanya menyerahkan pada instansi terkait dalam hal ini kepolisian untuk menerapkan sistem one way (buka tutup jalur) yang memang dianggap sudah efektif dalam mengurai kemacetan selama ini," ujarnya.
Saat meninjau kondisi arus lalu lintas di jalur Puncak, Aher sempat berdialog dengan sejumlah pengendara roda dua dan empat yang terjebak kemacetan, di titik penutupan jalur Puncak, atau sekitar 100 meter dari Pos Polisi II Simpang Gadog, Ciawi, Kabupaten Bogor.
"Iya pak saya sama keluarga mau berlibur. Coba tolong dong pak carikan solusinya, biar tidak lama-lama terjebak kemacetan dengan adanya sistem one way," ujar Rusdi (39), warga Kalibata, Jakarta saat berdialog dengan Aher yang kebetulan sedang mengecek kondisi mesin ditengah kemacetan.
Jalur Puncak II
Sementara itu, terkait jalur alternatif Puncak II, Aher berjanji segera mempercepat proyek pembangunan jalur alternatif yang menghubungkan Sentul, Babakanmadang, Sukamakmur Cipanas ,Kabupaten Cianjur sepanjang 40 KM.
"Saat ini proyek yang melibatkan Pemkab Bogor, Pemprov Jawa Barat dan Pemerintah pusat prosesnya sudah mencapai 10 persen. Ditargetkan 2015 sudah bisa dioperasikan dan diharapkan bisa mengatasi kemacetan di jalur Puncak I yang saat ini sering digunakan warga Jabodetabek untuk berlibur menuju Puncak," katanya.