Atas kondisi tersebut, sekitar 3.000 warga mulai mengungsi. Mereka takut, air yang naik seperti Senin (13/1) kemarin malah membuat sengsara. Dengan memadati posko banjir yang ada, mereka tidur berjejal. Sementara di sepanjang Jalan Jatinegara Barat, ribuan motor terparkir.
Jack, 41, warga RT 003/03 menuturkan, mengungsinya warga setelah mendengar informasi ketinggian pintu air Depok mencapai 235 cm dan pintu air Katulampa 180 cm. “Begitu diinformasikan oleh pihak RW makanya kita semua langsung bergegas mengungsi,” katanya.
Menurutnya, lantaran seringnya terendam banjir, warga sudah dapat memprediksi waktu kedatangan, dan ketinggian air yang akan merendam rumah mereka. “Kalau dari Katulampa biasanya enam jam, sementara dari Depok sekitar tiga jam. Apalagi sekarang dibibir kali air sudah mencapai 3,5 meter,” ungkapnya.
Kepala Suku Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Jakarta Timur, Abdul Karim mengatakan, pihaknya telah menyiagakan 100 petugas dan 40 perahu karet untuk mengatasi banjir tersebut. “Petugas juga sudah mulai menyisir untuk menjemput warga yang bertahan dirumah,” katanya.
Ia pun mengimbau kepada seluruh warga yang masih bertahan agar segera dievakuasi demi keselamatan mereka. Pasalnya, bila masih terus bertahan, banyak kemungkinan yang akan terjadi bila tetap dipaksakan didalam rumah. “Sebagian besar warga baru mau dipindahkan bila mereka sudah merasakan kedinginan dan sakit. Jadi ada baiknya segera pindah ke posko-posko yang sudah disediakan,” ungkap Karim.